PT KONTAK PERKASA FUTURES - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso menyatakan bahwa pandemi Corona sangat berpengaruh terhadap kinerja sektor keuangan nasional termasuk pasar modal. Oleh karena itu, OJK tidak mau tinggal diam dan mengambil banyak kebijakan baru agar sektor keuangan tetap bertahan.
"Dampak pandemi Covid-19 terlihat di sektor keuangan. Fluktuasi dan gejolak pasar modal global di masa awal pandemi membuat ketahanan pasar modal kita benar-benar diuji," kata dia, di jakarta, Senin (10/8/2020).
Akibat pandemi Corona, imbal hasil obligasi meningkat, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga bergerak sangat fluktuatif dan pernah mencapai level terendahnya di 3.937 pada 24 Maret atau terkontraksi 37 persen dari posisi akhir tahun lalu.
Melihat kondisi tersebut, pemerintah mengambil langkah cepat. Serangkaian kebijakan pre-emptive telah dikeluarkan OJK dengan bersinergi bersama SRO sejak awal Maret 2020 untuk memitigasi terjadinya pemburukan akibat tingginya sentimen negatif yang ditimbulkan.
Beberapa kebijakan di sektor pasar modal dilahirkan diantaranya adalah pelarangan short selling, buyback saham tanpa RUPS dalam kondisi pasar berfluktuasi signifikan, perubahan batasan auto rejection menjadi asymmetric, dan perubahan batasan trading halt serta penyesuaian sesi perdagangan di pre-opening.
"Ini merupakan paket kebijakan yang kami tempuh untuk meredam volatilitas. Langkah ini kami lakukan dengan cepat dan terukur dalam merespons dinamika yang terjadi," jelas dia.
Selain itu, berbagai kebijakan relaksasi juga dikeluarkan agar industri pasar modal dapat tetap bertahan di masa sulit ini. Diantaranya relaksasi pemenuhan prinsip keterbukaan, relaksasi kewajiban penyampaian pelaporan, serta stimulus bagi industri pengelolaan investasi.
"Kami juga bersinergi dengan Pemerintah maupun BI untuk menggerakkan rodaperekonomian di sektor riil diantaranya melalui kebijakan restrukturisasi, penempatan dana, penjaminan kredit dan subsidi bunga," paparnya.
Dengan berbagai kebijakan tersebut, kini pemerintah dapat kita rasakan dampaknya di pasar modal. Di mana volatilitas mereda dengan IHSG kembali bergerak stabil di level di atas 5.000 (IHSG),Jumat 7 Agustus ditutup 5.143,89, menurun 0,11 persen mtd dan tumbuh negatif 18,34 persen (ytd).
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
baca juga :
No comments:
Post a Comment