Tuesday, May 26, 2020

Terhantam Virus Corona, McLaren Pangkas 1.200 Pekerja

PT KONTAK PERKASA - Produsen supercar dan tim Formula 1 McLaren asal Inggris berencana memangkas lebih dari seperempat pekerjanya.
Dari total pekerja 4.000 orang, perusahaan akan melepas 1.200 pekerja, yang sebagian besar berada di Inggris.
Lagi-lagi penyebab langkah sulit ini imbas anjloknya penjualan dan pendapatan iklan akibat Virus Corona. 
McLaren mengakui sudah sangat terdampak krisis Corona. Meski telah bekerja keras untuk memotong biaya dan menghindari PHK.
"Tapi kami sekarang tidak punya pilihan lain selain mengurangi ukuran tenaga kerja kami," kata ketua McLaren Paul Walsh dalam sebuah pernyataan, seperti melansir BBC, Rabu (27/5/2020).
Ajang balapan Formula 1 telah ditangguhkan, ditambah pesanan supercar McLaren turun drastis karena pandemi.
"Tidak diragukan lagi ini adalah waktu yang menantang bagi perusahaan dan terutama orang-orang kami, tetapi kami berencana untuk muncul sebagai bisnis yang efisien dan berkelanjutan dengan arah yang jelas untuk kembali ke pertumbuhan," lanjut Walsh. 
Produsen mobil untuk trek balap dan jalan ini, memiliki fasilitas di Woking, Surrey, yang dirancang perusahaan arsitek Norman Foster. McLaren juga memiliki pusat teknologi komposit di Sheffield.
Khusus operasional Formula 1 McLaren diperkirakan akan kehilangan sekitar 70 orang dari 800 tenaga kerjanya.
Namun, diprediksi akan ada fase kedua pemangkasan pada 2021 begitu tim telah mempertimbangkan kesepakatan batas anggaran untuk seluruh cabang olahraga baru-baru ini.
Sementara krisis coronavirus telah mendorong redudansi di seluruh kelompok, batasan biaya telah menjadi pengaruh terbesar pada tim balap.
Banyak tim lain - terutama perusahaan besar seperti Mercedes, Ferrari, dan Red Bull - juga harus berhemat. 
McLaren sedang mempertimbangkan untuk menggadaikan koleksi mobil bersejarah dan pabriknya. Langkah ini demi mengumpulkan uang agar bisa melalui krisis yang terjadi akibat Virus Corona.
Pemilik tim dan pembuat mobil supercar Formula Satu telah melihat penjualan dan pendapatan iklan F1 terpukul, imbas dari langkah negara-negara di dunia melakukan lockdown.
Mobil-mobil yang dipamerkan di HQ McLaren Surrey termasuk pemenang F1 dari tahun 1980-an dan 90-an dan pesaing Le Mans.
Meski tidak mengungkapkan rinciannya, namun McLaren mengakui sedang menjajaki opsi pendanaan.
"Seperti banyak bisnis Inggris lainnya McLaren telah sangat dipengaruhi oleh pandemi saat ini dan karena itu kami sedang menjajaki berbagai pilihan pendanaan yang berbeda untuk membantu menavigasi gangguan bisnis jangka pendek ini," jelas Juru Bicara McLaren, seperti mengutip BBC, Sabtu (16/5/2020).
Opsi yang memungkinkan diambil perusahaan supercar ini, adalah meningkatkan pinjaman hingga hingga £ 300 juta dengan menjaminkan pabrik produksi McLaren yang berteknologi tinggi dan koleksi mobil balap, termasuk yang dipakai Ayrton Senna yang legendaris.
Pinjaman akan dilunasi setelah penjualan mobil meningkat dan balapan musim F1 kembali normal dari penangguhan saat ini.
McLaren Group terdiri dari tiga divisi, tim balap F1, operasi supercar, dan riset teknologi. Pendapatan perusahaan pada tahun lalu naik 18 persen menjadi £ 1,4 miliar. Lebih dari 90 persen supercar McLaren diekspor.
Selain HQ di Woking, McLaren memiliki pusat bahan komposit di Sheffield.
Perusahaan, yang mempekerjakan 4.000 orang, menggunakan skema cuti pekerjaan pemerintah. Pemegang saham McLaren termasuk pengusaha dan orang terkaya di Bahrain, Mansour Ojjeh.
BACA JUGA : 

MAL WAJIB SIAPKAN PROTOKOL KESEHATAN SAAT BUKA 5 JUNI

Erick Thohir Sebut Vaksin Corona Kemungkinan Baru Ditemukan pada 2021

PT KONTAK PERKASA FUTURES - Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan, vaksin virus Coronakemungkinan baru akan ditemukan pada kuartal I hingga kuartal IV 2021. Adapun, observasi dan pengkajian terhadap vaksin ini sudah dilakukan beberapa bulan lalu dan bekerjasama dengan beberapa pihak.
"Kita bekerjasama dengan pihak Menteri Kesehatan, BPPT, untuk bersama lembaga lain untuk melihat vaksin ini. Jangan jadi pressure, tapi kemungkinan kalau menemukan vaksin, itu mungkin kuartal I hingga 4 2021," ujar Erick dalam acara Silaturahome Liputan6.com, Selasa (26/5/2020).
Erick melanjutkan, pengkajian vaksin Corona ini termasuk ke dalam salah satu dari 3 langkah penanganan Corona yang dilakukan BUMN melalui pendekatan 3T, yaitu Test, Trace dan Treat.
Dalam tahap Test (lacak), BUMN Telekomunikasi telah mengembangkan aplikasi Peduli Lindungi untuk melacak historis dan pergerakan serta pembatasan isolasi.
Lalu dalam tahapan Test (uji), BUMN sudah mendistribusikan mesin PCR ke 18 rumah sakit dengan catatan 10 ribu lebih tes telah dilakukan (kapasitas mendekati 1000 per hari learning curve).
"Bio Farma bekerjasama dengan BPPT untuk produksi massal RT-PCR Test Kit dengan sensivitas dan validasi tinggi sesuai rekomendasi WHO. Telah diproduksi 50 ribu test kit, dengan tambahan 50 ribu test kit di akhir Mei 2020," demikian ditulis mengutip materi persentasi Erick.
Sementara penemuan vaksin Corona termasuk ke dalam tahap yang ketiga yaitu Treat (penanganan), yaitu kerjasama Bio Farma dengan pihak dari dalam dan luar negeri untuk memproduksi vaksin.
Tercatat pula, sebanyak 70 rumah sakit BUMN telah membangun 2.375 tempat tidur khusus penanganan Corona. Kemudian, PT LEN dan PTDI juga dinyatakan siap memproduksi ventilator non invasive pada Mei 2020.
"Estimasi total kapasitas produksi 1.000 hingga 1.250 per minggu, namun sampai saat ini, PT LEN dan PTDI masih menunggu izin dari Kemenkes untuk produksi massal secara komersial," demikian disampaikan dalam materi.
Dalam tahapan Treat ini juga, Bio Farma disebutkan sudah bekerja sama dengan Eijkman Institute dan RSPAD Gatot Soebroto untuk mengembangkan terapi Convalescent Plasma, dimana 3 dari 10 pasien Corona telah memulai transfusi dan kondisinya dilaporkan membaik. Kendati, hal ini memerlukan observasi dan pemantauan lebih lanjut.

Friday, May 22, 2020

Trojan Mata-Mata Sasar Pengguna WhatsApp, Messenger, dan Line di Android

PT KONTAK PERKASA  - Sebuah jenis Trojan kedapatan menarget pengguna WhatsApp, Facebook Messenger, dan Line di platform Android. Sejauh ini, menurut para peneliti, para korban adalah pengguna Android di Thailand.
Informasi ini diketahui dari para peneliti di Cisco Talos. Mereka menyebut jenis trojan yang menyerang WhatsApp cs bernama WolfRAT. WolfRAT merupakan DenDroid jenis Remote Access Trojan (RAT) yang kode sumbernya bocor pada 2015.
Saat itu, DenDroid dianggap sebagai malware canggih yang dijual di forum bawah tanah dengan harga USD 300.
Mengutip ZDNet, Jumat (22/5/2020), WolfRAT memulai rantai infeksinya melalui feedbackpalsu yang menyalahgunakan layanan sah, termasuk pada Flash dan Google Play.
Jika ada korban terkena, RAT akan menginstal dirinya sendiri di Android milik target dan memata-matai korban, termasuk mengumpulkan data, mengambil foto dan video, membobol SMS, merekam audio, dan mentransfer file ke server command control (C2).
Sejumlah C2 ini berlokasi di Thailand. Selain itu, ditemukan juga perintah JavaScript ditulis dalam bahasa Thailand.
Nah, karena kemampuannya, aplikasi pesan seperti WhatsApp dkk juga tertarget. KetikaWhatsApp digunakan, malware ini bisa meluncurkan perekaman dengan interval 50 detik yang hanya akan tertutup jika aplikasi ditutup.
Berdasarkan peneliti di Talos seperti Warren Mercer, Paul Rascagneres, dan Vitor Ventura, WolfRAT merupakan sebuah software mata-mata (spyware) yang dijual oleh Wolf Researcher.
Dikatakan, pada 2018, organisasi tersebut menjual teknologi surveilans ke pemerintah dan solusinya bisa menginfeksi perangkat Windows, iOS, dan Android menggunakan notifikasi palsu Google Chrome Update.
Kendati demikian, Wolf Research kabarnya sudah ditutup dan mengubah nama menjadi LokD dan masih aktif sampai saat ini. 
"Berkat infrastruktur dan nama panel yang terlupakan, kami memiliki keyakinan bahwa aktor ini masih aktif, mengembangkan malware, dan memakai (untuk mata-mata) hingga hari ini," kata tim peneliti.
Bahayanya adalah, detail obrolan, log WhatsApp, Messenger, dan SMS bisa membawa informasi sensitif bagi sejumlah orang.
Menurut para peneliti, Trojan ini memiliki fitur-fitur amatir, misalnya kode yang tumpang tindih, fitur yang tidak dipakai, paket tidak stabil, panel terbuka, dan penggunaan perangkat lunakopen source.
(Tin/Ysl)

BACA JUGA : 

PAKAR KEAMANAN SIBER UNGKAP BAHAYA PENYEBARAN DATA KPU

Wednesday, May 20, 2020

Muncul Situs Prakerja Alternatif dengan Konten Gratis

KONTAK PERKASA FUTURES - Program Pelatihan Kartu Prakerja sempat menuai polemik terutama karena banyak pihak menilai konten dan pelatihan di dalamnya tidak setara dengan biaya yang dibebankan. Bahkan, banyak di antara pelatihan serupa bisa ditemukan gratis di Internet.
Belum lagi, anggaran senilai Rp 5,6 triliun untuk pelatihan Kartu Prakerja dinilai pemborosan. Sebagian lainnya menyangsikan mekanisme pemilihan mitra pemerintah dalam menyelenggarakan pelatihan tersebut.
Menanggapi polemik-polemik tersebut, muncul situs prakerja alternatif. Situs yang beralamat di prakerja.org itu secara tegas menyatakan diri sebagai "bentuk kritik terhadap pemerintah terhadap program Kartu Prakerja."
Lebih lanjut, melalui beberapa twit dan utas di akun Twitter @PRAKERJAorg, kehadiran situs ini disebut bertujuan untuk menunjukkan bahwa "sangat banyak alternatif bagi masyarakat untuk mendapatkan pelatihan secara gratis."
Menurut pantauan Tekno Liputan6.com, sejauh ini sudah ada 5 kategori utama di situs prakerja alternatif ini, yaitu:
1. Wirausaha dan Ide Bisnis
2. Pengembangan Diri
3. Bisnis dan Keuangan
4. Teknologi dan Software
5. Bisnis Digital
Pelatihan-pelatihan di prakerja.org merupakan hasil kurasi dari konten-konten video di YouTube. 
Di kategori Teknologi dan Software, misalnya, ada seri video pelatihan dari Codepolitan mengenai CSS (Cascading Style Sheets) yang biasanya digunakan untuk mempercantik halaman web. Ada pula seri video pelatihan tentang Robotika dari Jago Robotika dan seri video pelatihan tentang PHP dari Keylearn.
Sementara itu, di kategori Bisnis dan Keuangan antara lain kamu akan mendapati video pelatihan tentang saham dan manajemen keuangan. Buat kamu yang mungkin penasarn, kamu bisa cari pelatihan di prakerja.org yang mungkin sesuai dengan minat kamu.

Tuesday, May 19, 2020

Jokowi Bicara dengan Raja Salman, Kepastian Haji 2020 Mundur Awal Juni

PT KONTAK PERKASA FUTURES  - Pemerintah mengatakan keputusan soal penyelengaraan ibadah haji 2020 di masa pandemi virus corona (Covid-19) akan ditetapkan 1 Juni. Deadline atau tenggat waktu terkait kepastian haji 2020 ini mundur dari semula 20 Mei
Hal itu diputuskan usai Presiden Joko Widodo atau Jokowi berkomunikasi dengan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulazis al-Saud.
"Saya lapor pada Bapak Presiden, Bapak Presiden mengatakan habis komunikasi dengan Raja Salman. Sehingga beliau menyarankan gimana kalau mundur dulu sampai awal Juni siapa tau ada perkembangan," kata Menteri Agama Fachrul Razi dalam video conference usai rapat terbatas bersama Presiden Jokowi, Selasa (19/5/2020).
Menurut dia, hingga kini masih belum ada kepastian dari Arab Saudi soal keberangkatan ibadah haji 2020. Fachrul berharap Arab Saudi segera memberikan kepastian soal pelaksanaan haji di masa pandemi corona.
"Kami setuju, kami akan taat dengan itu. Jadi kalau tadinya deadline 20 mei, maka kami sampai dengan awal Juni mungkin 1 Juni atau. Nanti kami lihat kalender," tuturnya.
Kendati begitu, Fachrul menegaskan bahwa pemerintah tak lagi bisa menunggu lama-lama. Pasalnya, kata dia, kontingen pertama rencananya akan diberangkatkan pada 26 Juni.
"Kita sudah menyiapkan 3 alternatif. Satu, berangkat semua sesuai kuota, dua, berangkat sebagian mungkin ada physical distancing. Ketiga, gagal berangkat semua. Tapi kita tidak bisa nunggu lama-lama," ujar dia.
"Apalagi kita kontingen pertama rencana berangkat Juni 2020. Jadi waktunya menjadi pendek," sambung Facrul.



Smartwatch Berpotensi Bisa Deteksi Dini Covid-19?

PT KONTAK PERKASA FUTURES - Garmin belum lama ini bermitra dengan sejumlah ilmuwan dari berbagai universitas dan lembaga penelitian di seluruh dunia guna meneliti potensi smartwatch dengan fungsi deteksi dini Covid-19.
Melalui kemitraan ini, mereka menelaah potensi smartwatch Garmin sebagai perangkat yang dapat membantu masyarakat guna mengidentifikasi, melacak, dan memantau Covid-19.
Dua hal yang menjadi fondasi penelitian ini ialah detak peningkatan detak jantung sebagai gejala awal common cold, flu atau Covid-19, serta fitur pemantau detak jantung di smartwatchGarmin. Dalam penelitian ini, mereka menganalisis lebih lanjut potensi smartwatch.
Turut berpartisipasi di dalam beberapa riset berskala internasional, Garmin memberikan informasi bagaimana pengguna smartwatch dapat berkontribusi terhadap riset ini. Berikut ini beberapa studi internasional utama dengan kontribusi Garmin dan penggunanya:
Covidentify
Dalam sebuah riset oleh Duke University yang bertajuk Covidentify, para peneliti mencari tahu bagaimana memperlambat penyebaran Covid-19.
Penelitian ini berguna untuk mempelajari cara melacak penyebaran Covid-19, mendapati saat seseorang mungkin rentan tertular, dan yang mempunyai resiko tertinggi saat terinfeksi.
Untuk itu, Garmin mendorong penggunanya menautkan data pada smartwatch ke studi ini untuk membantu para peneliti dalam mempelajari bagaimana detak jantung dan gerakan mereka terpengaruh oleh Covid-19.
Orang yang sehat dan tetap di rumah juga dapat berpartisipasi dalam penelitian ini. Informasi lainnya dapat dipelajari di www.covidentify.org.
Detak jantung lebih cepat dari biasanya dapat menjadi salah satu tanda seseorang terserang demam, flu, bahkan terinfeksi Covid-19.
Penelitian Scripps Research DETECT berusaha untuk mencari tahu apakah perubahan pada denyut jantung, serta aktivitas dan kualitas tidur pada individu, dapat menjadi indikasi awal penyakit yang sangat viral, seperti Covid-19.
Dalam penelitian ini, pengguna Garmin dapat ikut berpartisipasi melalui aplikasi MyDataHelps yang akan memandu mereka untuk memberikan persetujuan, menyinkronkan perangkat, dan memasukkan data pribadi yang dibutuhkan.
Berbekal data ini, para ilmuwan berharap dapat mengidentifikasi potensi kemunculan penyakit seperti influenza pada pengguna dan memberikan langkah-langkah untuk menanggulanginya. Informasi tentang penelitian ini dapat dibaca di www.detectstudy.org.
Institusi penelitian lainnya, yaitu PhysioQ, baru saja membuka daftar tunggu untuk NEO, sebuah platform pemantauan Covid-19 gratis yang dibuat untuk memantau kondisi keluarga di rumah.
Dengan menggunakan produk-produk andalan yang dipercaya oleh para peneliti, termasuk smartwatch Garmin dan pelacak aktivitas lainnya, keluarga dapat merasa tenang karena dapat melakukan pemantauan pada tingkat saturasi oksigen, detak denyut jantung, dan lainnya dari jarak jauh.
Data anonim yang telah dikumpulkan akan disumbangkan untuk membuat salah satu pangkalan data terbuka Covid-19 terbesar di dunia.
Beberapa peneliti telah menyetujui untuk menjalankan inisiatif ini, termasuk Dr. Andrew Ahn, seorang internis dan peneliti yang merawat pasien di garis depan, serta Dr. Chung-Kang Peng, Director of the Center for Dynamical Biomarkers dan Associate Professor of Medicine at Harvard Medical School.
(Why/Isk)


Monday, May 18, 2020

Tren Serangan Siber Berubah, Ini Cara Cegah Kebocoran Data E-commerce

PT KONTAK PERKASA - Belakangan ini, sejumlah e-commerce mengalami kebocoran data. Pengguna pun menjadi panik karena tidak tahu apa yang harus dilakukan.
Pakar Keamanan Siber, Pratama Persadha, mengatakan kebocoran data memang sangat marak terjadi, apalagi kini target serangan berubah dari yang semula perbankan/perbankan menjadi orang per orang.
Serangan ini menargetkan data berupa alamat email, nomor telepon, hingga alamat. Pratama menyebut, nilai itu sangat besar ketika ditransaksikan.
Apalagi saat kebocoran data e-commerce, penyerang mendapatkan email dan berbagai informasi login (kredensial) yang bisa dipakai untuk login ke berbagai akun online lain.
Untuk itu, mengetahui langkah keamanan selanjutnya pasca data pengguna e-commercediretas adalah hal yang sangat penting.

Pratama pun merekomendasikan pengguna untuk mengganti password masing-masing.
"Ketika kita tahu layanan telah dibobol dan data kita ter-publish, ya harus cepat-cepat gantipassword. Walaupun sudah telat, karena data-data yang tercuri sudah bocor tetap harus mengganti password," kata Pratama dalam Livestreaming Liputan6.com, Senin (18/5/2020).
Ia menegaskan, password yang harus diganti bukan hanya pada layanan yang telah dibobol tetapi juga seluruh akun online.
"Masyarakat sering menggunakan user ID dan password yang sama untuk media sosial lainnya, itu harus diganti semua. Karena ketika hacker mendapatkan kredensial, mereka akan mencobalogin di platform lain," ujar Pratama.
Idealnya menurut Pratama, orang mengganti password-password akun media sosialnya 6 bulan sekali. "Harus diganti agar tidak ada percobaan login oleh orang lain," katanya.

Selain password, pengguna juga harus mulai menggunakan antivirus di masing-masingsmartphone. Hal ini cukup penting karena di Indonesia, 86 persen dari 117 juta pengguna internet mengakses dari smartphone atau perangkat mobile.
"Pastikan untuk menggunakan antivirus dari provider terpercaya. Kecil kemungkinan providerterpercaya memakai data pengguna karena mereka mementingkan reputasi," kata Pratama menjelaskan.

Pratama juga menyarankan agar pengguna menerapkan keamanan Two Factor Authentication agar akun online kian terlindungi.

Pakar keamanan siber ini juga mengingatkan agar pengguna tidak menggunakan WiFi publik untuk bertransaksi.
"Gratisan itu pasti tidak aman, kalau yang menyediakan misalnya pemilik kafe A dan dilengkapipassword mungkin bisa aman, tetapi masalahnya WiFi publik juga bisa dikloning. Makanya jangan bertransaksi menggunakan WiFi publik," katanya.

Menariknya, Pratama juga menyarankan agar pengguna tidak menggunakan kartu kredit saat berbelanja di e-commerce.
"Kalau mau belanja di marketplace, jangan pakai Kartu Kredit, mending pakai dompet digital. Sehingga, kalau platform di-hack, uang kita tidak diambil," kata Pratama.
Seandainya pengguna menggunakan dompet digital, hacker harus meretas penyedia dompet digitalnya untuk mendapatkan uang. Sementara di sana pengguna tak menyimpan nomor kartu kredit.

Pratama mengingatkan, dengan banyaknya aktivitas transaksi online, pengguna harus menyadari mereka menjadi target serangan.
"Makanya harus antisipasi. Jaga benar informasi yang akan dibagikan dan dengan siapa kita berbagi data," katanya.
Apalagi, sejauh ini pemerintah belum memiliki undang-undang perlindungan data yang menerapkan sanksi bagi penyedia platform. Sehingga, masyarakat diharapkan lebih sadar menjaga data masing-masing.
(Tin/Ysl)

BACA JUGA : 

THR PNS KEMENTERIAN PANRB SUDAH CAIR SERENTAK PADA 14 MEI 2020