Thursday, October 17, 2019

Industri Wisata Halal Indonesia Tertinggal dari Malaysia

PT KONTAK PERKASA - Indonesia wisata halal (halal tourism) Indonesia masih kalah oleh negara tetangga. Padahal Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia memiliki potensi yang cukup besar.
Ketua Indonesia Halal Lifestyle Center (IHLC), Sapta Nirwandar mengungkapkan pada tahun 2018 kunjungan turis halal ke Indonesia hanya 3 juta orang. Kalah jauh dibanding Malaysia yang berhasil mendatangkan 6 juta turis muslim.
"Halal tourism itu bagian yang sangat besar potensinya bagi kita karena muslim traveller hampir 200 juta orang, sementara yang ke Indonesia hanya 3 juta," kata dia, di Gedung BI, Jakarta, Kamis (17/10).
Sapta memaparkan data kunjungan wisatawan ke Indonesia selama 2018 adalah 15.806.161 orang, sementara turis muslimnya hanya 3.416.686 orang, atau hanya 22 persen dari total wisatawan.
Sementara di Malaysia, kunjungan turis muslimnya sebanyak 6.435.763 orang atau 25 persen dari total jumlah wisatawannya.
Sedangkan di Turki, jumlah kunjungan turis muslimnya adalah 6.158.944 orang.
Sapta mengungkapkan, Indonesia harus terus berupaya menggenjot industri wisata halaldengan cara memperkuat dan memperluas service dan produk.
"Misalnya ada resort dekat pantai, kolam renangnya dipisah. Di pantainya juga begitu. Dipisahkan gak masalah, kalau mereka minta service itu" ujarnya.
Dia mencontohkan, Malaysia telah menerapkan prinsip-prinsip seperti itu. Salah satunya di Bukit Bintang dimana toko-toko dan tempat makan disana dianjurkan untuk buka 24 jam full demi melayani wisatawan Timur Tengah yang kerap berkunjung kesana.
"Itu fasilitas di Bukit Bintang, Malaysia sediakan toko buka sampai malam, bahkan sampai subuh. Ini karena orang timur tengah tidurnya setelah subuh, lalu belanja dan makan dari malam sampai subuh," ujarnya.
Dia juga menjelaskan, yang dimaksud wisata halal bukanlah menghalakan destinasinya melainkan pelayanannya.
"Yang dihalalkan bukan destinasinya, tapi servicenya. Masa Ijen dihalalkan. Masa Pulau Komodo dihalalkan, Komodonya pakai hijab, ini jangan salah kaprah," tutupnya.
Reporter: Yayu Agustini Rahayu
Sumber: Merdeka.com

No comments:

Post a Comment