Wednesday, July 8, 2020

Sederet Visi Misi 3 Calon Deputi Gubernur BI, Apa Saja?

PT KONTAK PERKASA - Komisi XI telah menuntaskan proses uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) kepada tiga calon Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), yakni Juda Agung, Aida S Budiman dan Doni Primanto Joewono.
Ketiga calon tersebut diberi kesempatan untuk mempresentasikan visi misinya secara terpisah dalam dua hari (7-8 Juli 2020). Itu dilakukan untuk memilih siapa yang paling laik menggantikan Erwin Rijanto yang masa jabatannya sebagai Deputi Gubernur BI telah berakhir pada Juni 2020.
Penentuan siapa calon yang akan terpilih akan diputuskan dalam rapat internal pengambilan keputusan oleh Komisi XI pada Senin (13/8/2020) pekan depan. Jadwal tersebut mundur dari rencana sebelumnya, yakni pada Rabu (8/7/2020).
Juda Agung yang kini menjabat sebagai Asisten Gubernur, Kepala Departemen Kebijakan Makroprudensial mendapat kesempatan pertama pada Selasa (7/8/2020).
Dalam pemaparannya, Juda menyampaikan gagasannya seputar agenda Bank Indonesia dalam mengakselerasi pemulihan ekonomi dan reformasi di era new normal.
Juda mengatakan, BI perlu menavigasi pergerakan ekonomi untuk jangka menengah panjang, khususnya di masa pasca wabah pandemi virus corona (Covid-19).
"Dari sisi struktutural atau jangka panjang, perekonomian nasional dihadapi risiko middle income trap. Pertumbuhan hingga 2024 berpotensi 5,5 sampai 6,1 persen. Tapi proyeksi ini bisa tercapai bila kebijakan-kebijakan struktural ditempuh kita semua," kata dia.
Dia mengungkapkan, proyeksi tersebut butuh strategi yang matang. BI disebutnya tidak bisa menyelesaikan target itu sendirian, sehingga harus berkolaborasi dengan berbagai pihak.
"Tahun 2020 ini adalah fase penyelematan ekonomi seperti manajemen krisis bantu dunia usaha dan rumah tangga bertahan dari berhentinya produksi dan melemahnya keuangan," ujar Juda.
Proses fit and proper test pada hari yang sama berlanjut untuk calon kedua, yakni Aida S Budiman yang tengah memegang posisi Asisten Gubernur, Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter.
Aida membawa visi misi untuk menggenjot perkembangan UMKM berbasis digital yang dinilainya dapat memperkuat stabilitas ekonomi nasional.
"Jadi usaha mikro kecil inilah yang merupakan fondasi menjaga stabilitas makro ekonomi sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi berkualitas," ungkapnya.
Adapun fokus yang akan dilakukan lebih kepada sektor usaha mikro kecil atau UMK. Menurut dia, sektor tersebut menyerap 75 persen tenaga kerja di UMKM dan berkontribusi 44 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).
Selain itu, Aida juga berfokus kepada peran Bank Indonesia dalam penguatan stabilitas sekaligus mendukung kelanjutan pertumbuhan ekonomi nasional.
Beberapa strategi utama yang dibawanya antara lain mengoptimalkan bauran kebijakan utama bank sentral seperti aspek moneter, makroprudensial dan sistem pembayaran. Kemudian melakukan pendalaman pasar keuangan serta pengembangan ekonomi dan keuangan syariah.

Perusahaan Rokok Kecil Tuntut Keadilan Pemerintah

KONTAK PERKASA FUTURES  Perusahaan-perusahaan rokok kecil yang tergabung dalam Forum Masyarakat Industri Rokok Indonesia (Formasi) mendesak pemerintah untuk menghapus Perdirjen Bea Cukai No 37/2017 tentang Tata Cara Penetapan Tarif Cukai Hasil Tembakau.
Sekjen Formasi Suhardjo mengatakan pihaknya menentang klausul dalam peraturan tersebut yang membolehkan produsen menjual rokok ke konsumen dengan harga di bawah 85 persen dari harga banderol yang berlaku di 50 persen wilayah pengawasan Kantor Bea Cukai
Perdirjen Nomor 37 Tahun 2017 ini merupakan turunan dari Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 146 Tahun 2017 tentang Tarif Cukai Hasil Tembakau.
“Kami protes atau menentang karena aturan seperti itu dimanfaatkan oleh pabrik besar untuk menjual rokok lebih murah, sehingga persaingan menjadi lebih berat bagi kami,” kata Suhardjo kepada wartawan, Rabu (8/7/2020).
Saat perusahaan besar menjual harga produknya di bawah 85 persen dari harga jual eceran (HJE), persaingan harga di pasar menjadi tidak seimbang dan menekan perusahaan kecil.
“Katakanlah produk rokok 12 batang dari Sampoerna atau Gudang garam, umpamanya harga banderolnya seharusnya Rp20 ribuan, kemudian dijual Rp17 ribu, otomatis orang tertarik kalau melihat harganya,” ujarnya.
Perdirjen tersebut, ujar Suhardjo, pasti membuat banyak perusahaan besar berlomba untuk menjual produknya dengan harga serendah mungkin.
“Intinya harga transaksi pasar (HTP) harus sama dengan HJE, jadi enggak ada akal-akalan lagi dari perusahaan besar,” katanya. Dia menuturkan bahwa selama ini perusahaan kecil sangat dipersulit dengan ketentuan ini karena persaingan pasar terus terhimpit harga.
Sebenarnya, katanya, Formasi bisa memaklumi hal-hal seperti ini apabila pemotongan harga dilakukan ketika peluncuran produk baru dan bertujuan untuk menggaet pasar. Akan tetapi yang jadi masalah, perusahaan besar tampaknya menjadikan kebijakan tersebut sebagai strategi pasar.
“Memang harga rokoknya tidak semua murah. Misalnya satu perusahaan memiliki enam brand, satu brand dijual murah. Walaupun itu hanya satu brand, itu sangat mempengaruhi. Perusahaan kecil jadi enggak berkutik karena kita sendiri enggak mungkin bisa menjual produk semurah itu,” katanya.
Dia mengatakan bahwa perusahaan kecil pasti babak belur jika harus mensubsidi produknya agar dapat dijual dengan harga yang bersaing dengan produk pabrikan besar. “Secara pemodalan di lapangan saja kita pasti kalah dengan pemain besar ini,” katanya lagi.
“Dari dulu kita sudah protes kepada Bea Cukai dan meminta agar kebijakan tersebut direvisi” katanya.
Menurutnya kebijakan yang membolehkan produsen menjual produk di bawah 85 persen hanya menguntungkan pabrik besar agar omset bisnisnya tidak turun.
Belum lagi tantangan para pelaku industri rokok di sektor menengah dan kecil harus menghadapi gempuran rokol ilegal yang dijual murah. “Kita digencet dari atas, digencet dari bawah,” katanya.
Sebelumnya, Peneliti Lembaga Demografi Universitas Indonesia (LDUI) Abdillah Ahsan menjelaskan bahwa salah satu penyebab tingginya konsumsi rokok saat ini adalah harga rokok yang masih terjangkau karena dijual dengan harga di bawah banderol. Artinya implementasi Perdirjen 37/2017 justru menghalangi upaya pemerintah untuk mengendalikan konsumsi tembakau pada masyarakat.
“Jadi demi pertimbangan kesehatan masyarakat sebaiknya aturan menjual rokok di bawah harga banderol ini dihapuskan. Kita simpel aja, kesehatan terbaik adalah kesehatan anak-anak. Sederhananya harga rokok di pasaran harus sama dengan harga banderol,” jelas Abdillah.
Selain itu, dia mengatakan bahwa penjualan rokok di bawah harga banderol di pasaran juga akan mengurangi efektivitas kebijakan cukai yang selama ini ditetapkan pemerintah dengan cara menaikkan tarif cukai. Kenaikan tarif cukai bertujuan untuk mengendalikan atau mengurangi prevalensi merokok pada masyarakat.
“Kalau harganya sudah dinaikkan, kok produsen rokok boleh melakukan pemotongan harga? Ini sama saja seperti kita meng-cancel kembali kebijakan cukai sebelumnya sehingga berlawanan,” ujarnya.

Monday, July 6, 2020

Terancam Dihapus, BEI Minta Produsen Taro Gelar Public Expose

PT KONTAK PERKASA - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) masih membuka kesempatan bagi PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) untuk dapat kembali memperdagangkan sahamnya di pasar modal.
Sebagai informasi, BEI sebelumnya telah mengancam akan menghapus saham (delisting) AISA dari papan perdagangan lantaran emiten belum memenuhi sejumlah kewajiban hingga batas waktu yang ditentukan, yakni pada 5 Juli 2020.
Ketentuan tersebut antara lain seperti penyampaian laporan keuangan kuartal I, II dan III tahun buku 2018, laporan keuangan kuartal I dan III tahun buku 2019, serta laporan keuangan tahunan 2019.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Nyoman Gede Yetna mengatakan, produsen makanan ringan Taro tersebut telah menunjukan upayanya dengan memenuhi kewajiban non-finasial berupa penyampaian laporan keuangan interim dan audited yang berakhir tahun 2018 dan 2019.
Selain itu, ia menambahkan, perseroan juga telah memenuhi kewajiban administratif kepada Bursa sebelum batas waktu yang telah ditetapkan yakni 5 Juli 2020.
"Dalam rangka pembukaan suspensi atas Perdagangan Efek Perseroan dan untuk memberikan informasi terkini mengenai fundamental Perseroan, Bursa telah meminta Perseroan untuk melakukan Public Expose Insidentil dan menyampaikan laporan harga saham wajar dari penilai yang terdaftar di OJK," ungkapnya, seperti dikutip Selasa (7/7/2020).
Menurut BEI, publik bisa mendapatkan informasi yang relevan dan terkini lewat pelaksanaanPublic expose insidentil dan penyampaian laporan harga saham wajar dari penilai yang independen.
"Publik akan mendapatkan informasi yang relevan (terkini) mengenai performace perseroan dan harga wajar saham sebagai dasar pengambilan keputusan investasinya," ujar Nyoman
Sebelumnya, BEI mengancam akan menghapus saham (delisting) PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) dari papan perdagangan. Itu lantaran emiten belum memenuhi sejumlah kewajiban hingga batas waktu yang ditentukan, yakni pada 5 Juli 2020.
Menjawab ancaman tersebut, AISA menyatakan sudah melunasi kewajiban keuangannya pada Selasa (30/6/2020). Dalam surat keterbukaan yang dikeluarkan, perusahaan menyampaikan bahwa utang-utang yang tunduk pada putusan persetujuan untuk mengakhiri kepailitan (homologasi) akan mengikuti jadwal pembayaran hingga 31 Desember 2020. 
Selain itu, AISA juga melaporkan sudah menyampaikan beberapa kewajiban kepada BEI, salah satunya melalui form keterbukaan informasi pada 23 Juni 2020. Dengan catatan, emiten masih belum memenuhi kewajiban penyampaian laporan keuangan tahunan 2019.
Dalam keterangannya, Tiga Pilar Sejahtera Food menargetkan dapat menyampaikan laporan keuangan 2019 pada triwulan III 2020.

BACA JUGA : 

BERPOTENSI MENGUAT, RUPIAH BERGERAK POSITIF KE 14.395 PER DOLAR AS

BI: Ekonomi Kerakyatan jadi Sumber Ekonomi Baru di Tengah Corona

PT KONTAK PERKASA FUTURES - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan, ekonomi kerakyatan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru di tengah pandemi Virus Corona.
Sebanyak 67,5 juta pelaku ekonomi kerakyatan harus didorong melalui ekonomi digital agar menghasilkan kinerja positif bagi ekonomi.
"Ekonomi kerakyaatan pasti sering kita sebut sektor informal padahal mereka potensinya sangat sangat besar 67,5 juta atau 91 juta penduduk yang kita sebut informal," ujar Perry dalam diskusi online, Jakarta, Senin (6/7/2020).
Perry mengatakan, digitalisasi merupakan strategi yang tepat untuk mengangkat jutaan pelaku ekonomi kreatif dari sektor informal. Untuk itu bank sentral terus mengkampanyekan penggunaan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard).
"Kami dorong bagaimana sistem pembayaran dengan kami mengkampanyekan QRIS. Seluruh kantor Bank Indonesia melakukan kampanye. Sehingga sektor informal yang belum terjamah sekarang sudah kita masukkan menjadi sektor formal," paparnya.
Perry melanjutkan, hingga kini sebanyak 3,7 juta sektor informal sudah tergister melalui QRIS. Hal tersebut melaju pesat berkat kerja sama antara Bank Indonesia dan seluruh perbankan.
"Terimakasih perbankan yang sudah secara cepat melakukan digitalisasi bahkan yang komersial maupun yang ritel termasuk di BTN. Bagaimana menyediakan jasa-jasa perbankan perumahan dan properti," jelasnya.

Anggun P. Situmorang
Merdeka.com

Thursday, July 2, 2020

Ini kesalahan Terbesar kebanyakan orang soal duit

PT KONTAK PERKASA  - Pengusaha, penulis, politisi, dan tokoh televisi Kanada Terence Thomas Kevin O'Leary membeberkan kesalahan terbesar yang dilakukan banyak orang berkaitan dengan uang.
Menurut dia, orang-orang menghabiskan terlalu banyak uang untuk hal-hal yang tidak mereka butuhkan. "Seperti secangkir kopi USD 2,50. Itu adalah pemborosan uang," ujar dia seperti melansir laman CNBC, Jumat (3/7/2020).
Ketimbang menghabiskan untuk hal tidak penting, dia menilai hal cerdas yang harus dilakukan dengan uang tersebut adalah menginvestasikannya.
Dia pun mengungkapkan kesalahan lain yang banyak orang lakukan. "Kesalahan tentang uang terbesar yang dilakukan orang hari ini adalah mereka tidak menyisihkan setidaknya USD 100 per minggu untuk masa pensiun mereka," tambah dia.
O'Leary mengaku sangat percaya dengan adanya perencanaan dalam keuangan yang tepat.
"Jika Anda punya pekerjaan, dan Anda dibayar USD 30.000, USD 40.000 atau USD 50.000, jangan menghabiskannya untuk sesuatu yang tidak Anda butuhkan dan sebaliknya berinvestasi lah," nasehat dia.
Dia menceritakan satu hal yang telah jadi pelajaran untuk dilakukan, dan apa yang benar-benar membantu dalam mempertahankan pertumbuhan investasi miliknya.
"Setiap kali saya mengambil sesuatu yang akan saya beli, saya berkata pada diri sendiri, 'Apakah saya benar-benar membutuhkan ini?' Karena jika saya tidak membelinya, uang itu akan diinvestasikan dan menghasilkan uang setiap tahun bahkan saat saya tidur, " tegas dia.
Bagi yang ingin memulai berinvestasi, O'Leary merekomendasikan penggunaan aplikasi investasi atau bertanya ke perencana keuangan.
Investasikan dikatakan harus segera dimulai. Tentu saja, jumlah yang dimiliki seseorang pada usia 60-an tergantung pada kapan dia mulai berinvestasi.
"Itulah kesalahan besar banyak orang, mereka tidak berinvestasi untuk masa depan mereka," dia menandaskan.

Wednesday, July 1, 2020

Harga Emas Turun Usai Sentuh Level Tertinggi dalam 8 Tahun Terakhir

PT KONTAK PERKASA FUTURES Harga emas turun dari level tertinggi dalam delapan tahun terakhir pada perdagangan Rabu (Kamis waktu Jakarta). Hal ini karena ekuitas naik didukung oleh data ekonomi AS dan meningkatnya harapan akan perkembangan vaksin virus corona yang potensial.
Dikutip dari CNBC, Kamis (2/7/2020), harga emas di pasar spot turun 0,6 persen menjadi USD 1,770.57 per ounce, setelah sebelumnya mencapai puncaknya sejak Oktober 2012 di level USD 1.788,96.
Sedangkan harga emas berjangka AS ditutup turun 1,1 persen menjadi USD 1,779,90.
“Perasaan optimisme yang diperbarui terhadap ekonomi AS yang pulih lebih cepat dari yang diharapkan dapat memicu suasana risk-on, pada akhirnya mengurangi selera untuk aset safe haven termasuk emas,” kata analis FXTM Lukman Otunuga.
Aktivitas manufaktur AS juga mulai bangkit pada Juni, mencapai level tertinggi dalam lebih dari satu tahun terakhir, memperkuat pasar saham bersama dengan harapan vaksin yang dikembangkan oleh BioNTech dan Pfizer yang telah menunjukkan potensi dalam uji coba tahap awal.
"Harga emas tetap dalam tren naik pada grafik harian tetapi momentum bisa kehabisan tenaga," kata Otunuga.
Harga emas naik lebih dari 13 persen di kuartal sebelumnya karena kekhawatiran gelombang kedua infeksi dan karena bank sentral global telah meningkatkan langkah-langkah stimulus serta mempertahankan suku bunga rendah guna memudahkan pukulan ekonomi dari pandemi.
"Perbedaan dalam bagaimana pemerintah negara bagian menangani penutupan ekonomi mereka di Amerika Serikat dan kemungkinan kuat bahwa akan ada lebih banyak stimulus akan mendukung kenaikan harga emas," kata Jeffrey Sica, Pendiri Circle Squared Alternative Investments.
Sementara untuk Logam mulia lainnya juga turun, di mana perak jatuh 1,1 persen menjadi USD 17,93. Sebelumnya, logam ini mencapai tertinggi sejak akhir Februari.
Palladium turun 1,1 persen menjadi USD 1,908.68 per ons dan platinum turun 0,4 persen menjadi USD 813,15 per ons.

Ayam dan Telur Penyumbang Inflasi Tertinggi di Juni 2020

KONTAK PERKASA FUTURES  - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan angka inflasi bulan Juni 2020 sebesar 0,18 persen. Angka ini lebih tinggi dari inflasi bulan Mei 2020 yang sebesar 0,07 persen.
"Kalau kita lihat hampir separuh, 6 dari kelompok pengeluaran yang ada itu mengalami inflasi,"ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Kecuk Suhariyanto dalam video konferensi, Rabu (1/7/2020).
Inflasi tertinggi terjadi pada kelompok makanan, minuman dan tembakau. Sebaliknya, ada 4 komponen yang mengalami deflasi, dan sisanya harganya stagnan.
Adapun kelompok pengeluaran makanan, minuman dan tembakau mencatatkan inflasi sebesar 0,47 persen, dan memberikan andil kepada inflasi sebesar 0,12 persen.
Beberapa komoditas yang dominan memberikan andil kepada inflasi ini disebabkan terjadinya kenaikan harga yang cukup tinggi.
Yang pertama, terjadi kenaikan daging ayam ras, itu memberikan andil kepada inflasi sebesar 0,14 persen.
"Jadi kalau kita lihat pergerakan harga daging ayam ras selama bulan Juni memang mengalami kenaikan dan kenaikan itu terjadi di 86 kota. Kenaikan tertingginya terjadi di Gunung Sitoli yaitu sebesar 41 persen, dan Lhokseumawe misalnya terjaidi kenaikan harga daging ayam ras sebesar 37 persen," urainya.
Dengan demikian, pada bulan ini, daging ayam ras menjadi penyumbang inflasi pada bulan Juni 2020.
Komoditas lainnya yang cukup memberikan andil kepada inflasi adalah telur ayam ras, di mana andilnya sebesar 0,04 persen.
Sebaliknya ada beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga sehingga andil dalam deflasi, termasuk harga bawang putih, cabai merah dan beberapa bumbu dapur lainnya.
Penurunan harga bawang putih yang memberikan andil kepada deflasi sebesar 0,04 persen. Kemudian penurunan harga cabai merah memberikan andil kepada deflasi sebesar 0,03 persen.
"Dan juga beberapa bumbu-bumbuan seperti cabe rawit kemudian juga minyak goreng, gula pasir yang masing-masing memberikan andil kepada deflasi sebesar 0,01 persen," jelas Kecuk.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka inflasi pada Juni 2020 sebesar 0,18 persen. Inflasi ini lebih tinggi dari inflasi Mei 2020 yang sebesar 0,07 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Kecuk Suhariyanto mengungkapkan, pada Juni 2020, inflasi tahun kalender tercatat  sebesar 1,09 persen dan inflasi tahun ke tahun tercatat  mencapai 1,96 persen.
"Dari 90 kota yang diobservasi BPS, ada 76 kota yang mengalami inflasi , sementara 14 kota mengalami deflasi," ujar Kecuk saat mengumumkan angka inflasi di kantornya, Rabu (1/7/2020).
Inflasi tertinggi terjadi di kota Kendari, di mana terjadi inflasi sebesar 1,33 persen. Sementara inflasi terendahnya terjadi di Makasar sebesar 0,01 persen.
Sebaliknya, deflasi tertinggi terjadi di Ternate -0,34 persen dan deflasi terendah di Padang Sidimpuan -0,02 persen.

BACA JUGA : 

KUNJUNGAN TURIS ASING KE INDONESIA PADA MEI 2020 ANJLOK 86 PERSEN