Thursday, March 19, 2020

BI Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Jadi 4,2 Persen

PT KONTAK PERKASA -- Ketidakpastian global membuat Bank Indonesia (BI) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 menjadi di bawah 5 persen.
Gubernur BI Perry Warjiyo menyatakan, pertumbuhan ekonomi pada 2020 diperkirakan menyentuh angka 4,2 hingga 4,6 persen, lebih rendah dari prediksi awal sebesar 5,2 hingga 5,6 persen.
"Prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2020 diperkirakan mencapai 4,2 hingga 4,6 persen," ujar Perry dalam pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) lewat siaran langsung, Kamis (19/3/2020).
Perry juga menyatakan, proyeksi pertumbuhan ekonomi global juga diturunkan menjadi 2,5 persen dari prediksi awal 3 persen. Namun ketika penyebaran virus Corona diperkirakan sudah mereda pada 2021, ekonomi dunia akan bangkit kembali.
"Pada 2021 mendatang ketika virus Corona sudah mereda, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan kembali pulih menjadi 3,7 persen, lebih tinggi dari proyeksi sebelumnya yaitu 3,4 persen," kata Perry.
Adapun saat ini, perkembangan virus Corona bukan hanya di Indonesia namun di seluruh negara terdampak lebih cepat dari perkiraan. Tentunya, dampak Corona mengganggu banyak sektor dan membuat stabilitas ekonomi terganggu.
"Prospek pertumbuhan ekonomi dunia menurun karena rantai penawaran global terganggu. Corona juga memberi tantangan bagi kita, melambatnya prospek ekonomi dunia menurunkan prospek ekspor Indonesia, lalu bidang jasa terutama pariwisata tentu menurun karena mobilitas antara negara terhambat," ujar Perry mengakhiri.

BACA JUGA : 

Tuesday, March 17, 2020

Lalu Lintas Internet saat Work from Home Melonjak 5-20 Persen

KONTAK PERKASA FUTURES -  Kegiatan belajar dan bekerja dari rumah (work from home) demi meminimalisasi penyebaran virus corona berdampak pada lalu lintas internet.
Sejumlah operator seluler mengklaim, ada kenaikan trafik data saat masyarakat beraktivitas di rumah.
Misalnya operator seluler XL Axiata yang menyebut, ada kenaikan trafik data sebesar 15 persen. Kenaikan trafik data itu terjadi di peak hour, yakni selama pukul 10.00 hingga 12.00 siang.
Sementara, Telkomsel menyebut, sejak imbauan pemberlakuan bekerja atau belajar dari rumah, trafik komunikasi mengalami lonjakan.
Dikatakan oleh Vice President Corporate Communications Telkomsel Denny Abidin, peningkatan komunikasi terytama terjadi trafik layanan data.
"Trafik payload layanan data meningkat hingga 5 persen dibandingkan hari normal. Sedangkan untuk trafik layanan voice dan SMS stabil seperti hari biasa," kata Denny, dalam keterangan Telkomsel, Rabu (18/3/2020).
Denny mengatakan, trafik layanan voice dan SMS masih stabil seperti hari biasanya. Adapun lonjakan trafik data dikontribusi wilayah Regional Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Jabotabek dan Sumatera Bagian Tengah.
Begitu pula dengan operator Tri Indonesia yang menyebut, trafik layanan data pada Senin lalu naik ketimbang hari yang sama pekan sebelumnya.
"Trafik layanan konvensional seperti panggilan suara meningkat sebesar 5-10 persen dan trafik data meningkat sebesar 15-20 persen," kata Wakil Presiden Direktur Tri Indonesia M. Buldansyah.
Dany lebih lanjut mengatakan, lonjakan trafik data ini memuncuk di luar jam sibuk, yakni pukul 06.00 hingga 12.00.
Tidak hanya itu, Tri Indonesia melihat, sejumlah aplikasi yang berkontribusi dalam peningkatan trafik data antara lain adalah WhatsApp, YouTube, Facebook, dan Mobile Legend.
"Seperti yang kita tahu, WhatsApp bisa digunakan untuk melakukan conference call dan video call oleh mereka yang bekerja dari rumah," kata Dany.
Untuk itu, Tri selalu berupaya memastikan jaringan Tri Indonesia tetap andal untuk digunakan selama periode bekerja dari rumah diterapkan
Tri juga mengungkap, rata-rata penggunaan data untuk melakukan video call selama 30-60 menit dengan Google Hangouts adalah 3MB, dengan Zoom sebesar 90MB, dan dengan Webex adalah 750MB.
(Tin/Isk)
BACA JUGA : 

RUPIAH CAPAI RP 15.224 PER DOLAR AS EFEK ANCAMAN RESESI GLOBAL MENCUAT

Ini Alasan Pemerintah Belum Lakukan Lockdown

PT KONTAK PERKASA - Kementerian Koordinator bidang Perekonomian mengungkapkan alasan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak menerapkan lockdown atau penguncian akses wilayah baik secara regional maupun nasional di Indonesia. Salah satunya yakni mempetimbangkan berbagai akses ekonomi.
Sekretaris Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, Susiwijono mengatakan banyak hal yang harus dipertimbangkan dari sisi ekonomi ketika pemerintah memutuskan untuk melakukan lockdown. Mengingat, sebagian besar pasokan barang di DKI Jakarta masih bergantung dari luar.
"Kalau dari sisi kami hanya lihat dari aspek ekonominya karena banyak hal yang harus dipetimbangkan dengan struktur ekonomi kita sepeti ini dan ketergantungan kita tehadap keluar masuknya barang teutama provinsi DKI ini pasokan bahan pangan pokok barang barangnya di luar DKI sehingga harus dipertimbangkan betul," kata dia kepada wartawan di Kantornya Jakarta, Selasa (17/3).
Kendati demikian, pihaknya mengaku sepenuhnya menyerahkan kepada gugus tugas yang dalam hal ini dilakukan oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Menko Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Menteri Kesehatan, serta Menteri Keuangan .
Gugus tugas percepatan penanganan virus corona antara lain adalah menetapkan dan melaksanakan percepatan penanganan Covid-19, mengoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan penanganan, melakukan pengawasan pelaksanaan percepatan, mengerahkan sumber daya manusia untuk pelaksanaan kegiatan serta, melaporkan semua pelaksanaan kegiatan kepada Presiden.
"Kami meyerahkan sepenuhnya kepada pemerintah dalam hal ini sudah ada gugus tuganya akan analisis dari semuanya akan kejasama antara pemerintah pusat dan pemda. Namun paling penting kami dari sisi ekonomi berharap semua dipetimbangkan. Karna struktur ekonomi dan karakteistik mayarakat kita masih tergantung dengan bebagai pasokan bahan pangan pokok terutama. Hal-hal ini harus kita liat ke depan," jelas dia.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi belum terpikirkan untuk melakukan lockdown seperti negara lain. Mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut mengklaim belum terpikirkan dengan langkah tersebut.
"Belum terpikir ke arah sana," kata Jokowi usai meninjau Terminal 3, Bandara Soekarno Hatta, Tangerang-Banten, Jumat (13/3).
Diketahui virus corona (Covid-19) sudah menjangkit 117 negara. Ada beberapa negara yang sudah me-lock down mulai dari Italia, Manila, Irlandia dan Denmark
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com

BACA JUGA : 

Tarif Ojek Online Terlalu Mahal Bagi Pelanggan, Apa Solusinya?

Monday, March 16, 2020

Rupiah Masih Tertekan, Tembus 14.865 per Dolar AS

PT KONTAK PERKASA FUTURES -  Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih bergerak melemah pada perdagangan awal pekan ini. Pada pukul 10.30 WIB, rupiah tembus 14.865 per dolar AS. Pergerakan hari ini dipengaruhi pemangkasan suku bunga oleh The Fed.

Mengutip Bloomberg, Senin (16/3/2020), rupiah dibuka di angka 14.705 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 14.777 per dolar AS. Namun menjelang siang, rupiah kembali tertekan ke 14.865 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.705 per dolar AS hingga 14.865 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah tertekan 6,74 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 14.818 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan patokan sebelumnya yang ada di angka 14.815 per dolar AS.

Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra, mengatakan meski rupiah terapresiasi namun masih rentan untuk melemah.

"Rupiah masih rawan koreksi, soalnya instrumen lain masih melemah terhadap dolar AS. Indeks saham Asia juga sebagian negatif," ujar Ariston dikutip dari Antara, Senin (16/3/2020).

Menurut Ariston, pemangkasan suku bunga oleh The Fed hingga mendekati nol persen dan stimulus moneter tambahan lainnya, belum memberikan dampak positif ke pasar keuangan terutama aset berisiko.

"Karena mungkin perhatian pasar masih tertuju kepada pandemi global virus corona," kata Ariston.

Mengawali pekan, The Fed menurunkan suku bunga acuan 100 basis poin menjadi 0,25 persen dan melancarkan quantitative easing sebesar 700 miliar dolar AS yang diharapkan dapat membantu pelemahan ekonomi yang terjadi saat ini.

Ariston memprediksi rupiah hari ini akan bergerak di kisaran Rp14.450 per dolar AS hingga Rp14.560 per dolar AS.


Friday, March 13, 2020

Kata Pengamat Soal Serangan DDoS ke Situs Pemantauan Virus Corona Pemprov Jakarta

PT KONTAK PERKASA - Baru-baru ini, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui akun Twitter resminya sempat mengklaim situs pemantauan virus corona yang dimilikinya terkena seranganDDos (Distributed Denial of Service).
"Mohon maaf, situs http://corona.jakarta.go.id sedang sulit diakses karena mendapat seranganDDoS. Saat ini sedang ditangani tim Kominfotik DKI," cuit @DKIJakarta.
Melihat kondisi itu, sejumlah warganet pun geram dan mengecam tindakan tersebut. Namun tidak sedikit pula, warganet yang meragukan kejadian tersebut.
Terkait hal tersebut, pakar keamanan siber Pratama Persadha pun menilai perlu dilakukan pengecekan di sistem log yang dimiliki Pemprov DKI. Menurutnya, ada kemungkinan bandwidthyang tersedia kurang.
"Karena masyarakat yang mau akses mungkin kebanyakan, sehingga lelet banget. Orang kan sekarang lagi panik gara-gara virus corona ini, sehingga mencari informasi kemana-mana. Nah, apalagi situs pemerintah daerah," tuturnya saat dihubungi melalui pesan singkat, Jumat (13/3/2020).
Dengan kondisi tersebut, hampir dapat dipastikan masyarakat akan berlomba-lomba mencari informasi di situs pemerintahan. Dan, menurut Pratama, kalau lonjakan pengunjungnya sangat besar sekali, situs tersebut pasti down.
Untuk itu, Pratama menuturkan ada kemungkinan hal tersebut sebenarnya terjadi karena ketidakmampuan untuk mengelola sistem informasi dengan baik, dan salah satu alasan paling mudah disebut sebagai penyebabnya adalah serangan ke sistem.
"Oleh karena itu, cara paling baik adalah melakukan audit forensik ke sistem webnya Pemda DKI, sehingga bisa dengan tepat diketahui apa masalahnya. Kalau tau masalahnya, tentu gampang untuk memperbaiki dan mengantisipasinya di masa mendatang," tuturnya menjelaskan.
Namun dari informasi terbaru saat ini, situs pemantauan virus corona (corona.jakarta.go.id) sudah berfungsi normal. 
Untuk diketahui, Pemerintah Provisi DKI Jakarta melalui Dinas Kesehatan ternyata memiliki situs untuk memantau penyebaran virus corona di wilayah Ibu Kota. Situs ini berisi data orang dalam pemantauan (ODP), pasien dalam pengawasan (PDP), dan kasus positif di wilayah Jakarta
Berdasarkan pantauan Tekno Liputan6.com, Rabu (11/3/2020), informasi soal penyebaran virus corona di Ibu Kota dapat dicek melalui situs corona.jakarta.go.id. Adapun data yang ada di situs ini dikumpulkan sejak 21 Januari 2020.
Selain data ODP, PDP,  dan kasus positif, ada pula pemetaan berdasarkan wilayah kota DKI Jakarta, jenis kelamin, termasuk perbandingan antara umur dan gender. Seluruh data yang ada di situs ini dilaporkan pula secara berkala ke Kementerian Kesehatan.
Namun perlu diingat, situs ini tidak berisi informasi mengenai jumlah pasien positif dan meninggal karena virus corona (COVID-19). Sebab, wewenang untuk pemberitahuan resmi berasal dari Pemerintah Pusat.
Untuk informasi, ODP sendiri merupakan orang dengan gejala demam lebih dari 38 derajat celcius atau memiliki riwayat demam atau ISPA tanpa pneumonia, dan memiliki riwayat perjalanan ke negara yang terjangkit pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala.
Sementara PDP adalah orang yang mengalami gejala demam lebih dari 38 derajat celcius, ISPA dan pneumonia ringan hingga berat, serta memiliki riwayat perjalanan ke negara terjangkit atau kontak dengan orang yang terkonfirmasi positif COVID-19 dalam 14 hari terakhir.
(Dam/Isk)

Wednesday, March 11, 2020

Virus Corona Ganggu Pembangunan Smelter

KONTAK PERKASA FUTURES -  Kementerian ESDM melalui Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara menyebut pembangunan fasilitas pemurnian dan pengolahan (smelter) terganggu akibat dampak mewabahnya virus corona jenis baru (COVID-19).
Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Bambang Gatot menjelaskan dirinya baru beberapa waktu lalu berkunjung ke fasilitas smelter milik perusahaan asal China Virtue Dragon Nickel Industry di Sulawesi Tenggara. Perusahaan itu saat ini masih dalam tahap pembangunan.
"Untuk pekerjaan smelter, kebetulan saya kemarin datang ke Virtue Dragon. Memang yang masih dalam tahap pembangunan masih terganggu karena tenaga kerja asal China yang pulang tidak bisa kembali," kata dia dikutip dari Antara, Kamis (12/3/2020).
Bambang menuturkan sekitar 300 hingga 400 pekerja China belum bisa kembali ke Indonesia untuk melanjutkan pekerjaannya.
"Jadi yang masih berjalan dan sudah berjalan (sudah produksi) sepertinya tidak mengalami gangguan tapi yang masih konstruksi mengalami gangguan," jelasnya.
Kendati demikian, Bambang menyebut dampak virus corona cepat atau lambat akan dapat terasa bagi industri tambang. Namun, hingga saat ini belum ada perusahaan yang menyampaikan keluhan atau gangguan akibat virus corona.
Selain itu, jika dilihat dari perkembangan harga komoditas tambang, ia juga mengatakan harga masih cenderung stabil.
Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan dampaknya akan terasa dalam waktu panjang (long term).
"Saya amati dari perkembangan harga masih bagus, mulai dari bauksit, timah, emas, batubara juga relatif lumayan. Jadi belum tercermin kondisi tidak membaik, itu belum kelihatan," katanya.
Kementerian ESDM menargetkan pembangunan 52 fasilitas pemurnian atau smelter hingga 2023 dengan rencana investasi 20,4 miliar dolar AS.
Saat ini, telah ada 17 smelter eksisting dengan rincian 11 smelter nikel, dua smelter bauksit, satu smelter besi, dua smelter tembaga, dan satu smelter mangan.
Ada pun rencananya akan ada penambahan 18 smelter nikel, tujuh smelter bauksit, tiga smelter besi, dua smelter tembaga, satu smelter mangan dan empat smelter timbal dan seng.     

Gara-Gara Corona, BI Kembali Pangkas Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Global

PT KONTAK PERKASA FUTURES - Bank Indonesia (BI) kembali melakukan revisi terhadap proyeksi pertumbuhan ekonomi pada 2020. Perubahan tersebut dilakukan lantaran efek virus corona terhadap perekonomian baik di skala global maupun nasional semakin terasa.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memperkirakan, pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini akan menurun hingga 2,7 persen.
Prediksi tersebut turun dibanding hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada Februari 2020 lalu, yang memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global tahun ini berada pada kisaran 3,0-3,1 persen.
"Tapi memang nampaknya pertumbuhan ekonomi dunia tahun ini akan lebih rendah dari 3 persen. Mungkin 2,8 sampai 2,7 persen, karena memang ada gangguan global supply chain dan gangguan ekonomi di negara-negara maju seperti Amerika (Serikat)," jelasnya dalam acara Forum Diskusi Infobank di Pullman Hotel, Jakarta, Rabu (11/3/2020).
Sedangkan pada pertumbuhan ekonomi di Indonesia, ia menyebutkan pemerintah masih bisa mempertahankannya di kisaran 5,0-5,4 persen. Angka tersebut masih sama seperti hasil RDG pada Februari lalu.
Menindaki situasi ini, pemerintah disebutnya akan bergotong royong untuk melakukancollective action. Dia mengajak pemerintah dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk sama-sama bergerak menangkal corona dan itu membangun kepercayaan diri bahwa Indonesia mampu mengatasinya.
"Kita harus looking for new source economy growth. Jangan hanya andalkan CPO (Crude Palm Oil/minyak sawit mentah). Kalau dulu jualan nikel sekarang harus hilirisasi," imbuhnya.
"So many yang bisa kita eksplor. Pariwisata, UMKM, maritim. We have to learn," dia menandaskan.