PT KONTAK PERKASA FUTURES - Direktur Utama PT Dahana (Persero), Budi Antono, mengakui kinerja perusahaan saat ini telah terdampak terhadap lesunnya industri pertambangan. Ini dikarenakan, kontribusi bisnis dari Perseroan adalah menjual bahan peledak untuk industri pertambangan.
Budi mengatakan, kejadian pada tahun ini sebenarnnya hampir sama dengan peristiwa beberapa tahun lalu. Saat itu, bisnis bahan peledak di perusahaannya terganggu karena anjloknnya harga komoditas batu bara.
“Jadi contoh lima tahun lalu ketika harga batu bara turun itu juga berdampk ke Dahana karena suplay bahan peledak,” ujarnya di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (13/11).
Oleh karena itu, pihaknya kini menyiapkan beberapa startegi agar bisnis penjualan bahan peledak ini bisa tetap jalan. Caranya dengan melakukan kerjasama dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk membeli bahan peledak dari Dahana. Karena memang saat ini, pembelian bahan peledak yang dilakukan oleh TNI baru sekitar 13 persen saja.
Dirinya ingin agar TNI bisa meningkatkan pembelian di Dahana menjadi 35 persen. Mengingat, bahan peledak yang diproduksi oleh Dahana memiliki sertifikat dan sudah terbukti kualitasnnya.
Disisi lain, Perseroan juga akan mulai merambah kepada bisnis lainnya. Misalnya bisnis properti seperti yang dilakukan oleh perseroan di Banten dengan membangun asrama. “Itu makannya kita punya inovasi cotohnnya dengan anak militer. Anak militer kan memang fluktuasi. Tapi kita punya proyek lain itu proyek Banten. Jadi bisa tertutup revenuennya,” jelasnnya.
Dia meyakini, dengan upaya-upaya yang dilakukan itu, kinerja perusahaan secara keseluruhan tidak terganggu. Karena Perseroan akan mendapatkan uang tambahan dari bisnis lainnya.
“Kalo batu bara anjlok lalu kita ke konstruksi. Infrastruktur. Jadi tidak masalah ke batu bara saja tapi ke konstruksi infrastruktur dan militer,” pungkas dia.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com