Thursday, October 31, 2019

Pertamina EP Berhemat Rp 14 Miliar dengan Membuat Software Mandiri

KONTAK PERKASA FUTURES - PT Pertamina EP (PEP) anak usaha PT Pertamina (Persero) di sektor hulu, mampu berhemat melalui beberapa inovasi sebagai bagian dari salah satu strategi efisiensi perusahaan.
Salah satu inovasi efisiensi dilakukan saat menuntaskan pekerjaan perawatan menyeluruh (Turn Around/TA) fasilitas produksi gas Central Processing Plant (CPP) Gundih di Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Pengerjaan perawatan itu lebih cepat dari jadwal sehingga ada efisiensi mencapai Rp 12,4 miliar.
Inovasi lainnya adalah pembuatan aplikasi khusus untuk mendukung kegiatan operasional di Lapangan Rimau wilayah Aset 1 yakni dengan inovasi membangun sistem yang dulu kalau buat program untuk di gas plant.
Direktur Utama Pertamina EP, Nanang Abdul Manaf, mengungkapkan inovasi dibutuhkan dengan melihat kondisi lapangan yang dikelola berumur tua sehingga ongkos atau biaya pengelolaan menjadi tinggi. 
"Buat software butuh vendor harganya tidak kira-kira itu bisa Rp 14 miliar. Kemarin kita punya tenaga muda baru kita rekrut kita didik enam bulan, punya keberanian knowledge bisa bangunsoftware sendiri biayanya makan malam, kopi snack dan lainnya, itu bisa buat program untuk diterapkan satu plant di lapangan Rimau," ujar Nanang di Jakarta, seperti dikutip Kamis (31/10/2019).
Menurut Nanang, dalam sebuah perusahaan harus memiliki kreatifitas dan inovasi karena tanpa hal tersebut sebuah perusahaan bisa tertinggal dari perusahaan lainnya.
“Sebuah perusahaan yang tidak memiliki inovasi, dalam setahun saja bisa tertinggal seolah-olah selama 10 tahun. Maka untuk itu, saya berpesan kepada para insan mutu untuk terus kreatif dan inovatif,” jelas Nanang.
Pertamina EP baru saja menggelar Improvement Inovation Award 2019. Dalam acara tersebut ragam inovasi sukses dihasilkan misalnya Penerapan konsep gelinciran batuan ultrabasa pada area Tangkasi, Offshore Sulawesi yang diusung gugus PC-PROVE ULTRAMAN.
Nanang menjelaskan strategi perusahaan untuk menahan laju penurunan produksi dilakukan melalui pengeboran step out dan Enhanced Oil Recovery (EOR) pada tahapan pengembangan agar dapat meningkatkanlaju produksi disetiap Lapangan.
Selain itu, kondisi penurunan produksi menghadapkan para eksplorasionis dituntut untuk menemukan cadangan baru dengan konsep lama ataupun konsep baru.
“Improvement  ini menghasilkan konsep atau inovasi baru di area Offshore Sulawesi Pertamina EP yang bermanfaat dalam proses eksplorasi prospek hidrokarbon yang baru di area yang sudah lama. Ini merupakan hasil nyata dari integrasi geologi, geofisika, geokimia, dan reservoir. Inovasi ini membuktikan bahwa diperlukan konsep baru untuk mengevaluasi area yang lama ‘New Data, NewIdeas Brings New Oil’,” kata Nanang.

Wednesday, October 30, 2019

IHSG Dibuka Menguat ke 6.296,19

PT KONTAK PERKASA  - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak menguat pada pembukaan saham Rabu ini. Nilai tukar rupiah berada di level 14.044 per dolar Amerika Serikat (AS).
Pada pra pembukaan perdagangan, Rabu (23/10/2019), IHSG naik 20,95 poin atau 0,33 persen ke level 6.302,08. Pada pembukaan pukul 09.00 waktu JATS, IHSG melanjutkan penguatan dengan naik 10,6 poin atau 0,21 persen ke 6.296,19.
Sementara itu, indeks saham LQ45 juga menguat 0,14 persen ke posisi 999,06. Sebagian besar indeks saham acuan bergerak di zona hijau.
Pada awal pembukaan perdagangan, IHSG level tertinggi berada di 6.303,42 dan terendah di 6.287,64.
Sebanyak 122 saham menguat dan 48 saham melemah. Sedangkan 133 saham diam di tempat.
Adapun total frekuensi di awal perdagangan saham 14,331 kali dengan volume perdagangan 244,5 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 200,1 miliar.
Investor asing beli saham Rp 2,37 miliar di pasar reguler dan posisi rupiah di angka 14.044 per dolar AS.
Dari 10 sektor pembentuk IHSG, dua sektor yang melemah dan delapan sektor menguat. Sektor yang melemah yaitu aneka industri yang anjlok 1,04 persen dan sektor infrastruktur yang turun 0,57 persen.
Sedangkan sektor yang menguat dipimpin oleh sektor industri dasar dengan naik 0,51 persen. Diikuti oleh sektor barang konsumsi naik 0,29 persen dan sektor perkebunan naik 0,18 persen.
Sementara saham-saham yang menguat sehingga mendorong IHSG ke zona hijau antara lain BIKA yang naik 14,29 persen ke Rp 200 per saham, IBFN naik 9,26 persen ke level Rp 236 per saham dan OCAP naik 8 persen ke Rp 270 per saham.
Saham-saham yang melemah antara lain LUCK melemah 13,21 persen ke Rp 1.215 per saham, MBTO turun 5,26 persen ke Rp 108 per saham, dan TRIS turun 4,41 persen ke Rp 260 per saham

Tuesday, October 29, 2019

Server Fintech Ilegal Terbanyak Berada di Amerika Serikat

PT KONTAK PERKASA FUTURES  - Direktur Kebijakan dan Dukungan Penyidikan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Tongam Lumban Tobing mengungkapkan banyak financial technology (fintech) pinjaman online ilegal yang beroperasi di Indonesia namun memiliki server di luar neger.
Hal itu yang menyulitkan pihak berwajib dalam melakukan penindakan. "Ini menjadi masalah, banyak pelaku fintech lending ilegal yang memiliki server di luar negeri dan tidak tahu keberadaannya," kata dia di Jakarta, Selasa (29/10/2019).
Dia mengungkapkan OJK telah menjalin kerjasama dengan Kemenkominfo terkait permasalahan fintech ilegal. Temuan ini pun didapat usai adanya kerjasama tersebut.
"Kami sudah bekerjasama dengan kominfo melakukan pemblokiran baik situs maupun aplikasifintech lending di Indonesia. Sehingga masyarakat terlindungi. Kami tindak dengan pemblokiran situs atau aplikasi yang ada di Indonesia," lanjut dia.
Satuan Tugas Waspada Investasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menutup 1.773 fintech peer to peer lending atau pinjaman online ilegal. Penutupan dilakukan sejak tahun 2018 hingga Oktober 2019. Sementara yang terdaftar resmi di OJK hanya 127 aplikasi.
Dari 1.773 fintech ilegal tersebut, 22 persen diantaranya berpusat di Indonesia. Sementara 36 persen lainnya memiliki server di luar negeri dan 42 persen sisanya belum diketahui keberadaan servernya.
Adapun negara yang menjadi lokasi server fintech ilegal adalah Amerika Serikat sebanyak 15 persen, Singapura 8 persen,China 6 persen, Malaysia 2 persen, Hong Kong 1 persen, Rusia 1 persen, dan lain-lain 3 persen.
"Kita sampaikan terhadap masyarakat agar berhati-hati mengakses fintech lending. Kami juga menyampaikan informasi ke kepolisian apabila diduga ada tindak pidana disana agar bisa dilakukan proses hukum," ujarnya.

Reporter: Yayu Agustini Rahayu
Sumber: Merdeka.com

Monday, October 28, 2019

Microsoft Menangkan Kontrak Cloud Pentagon Senilai Rp 140 Triliun

KONTAK PERKASA FUTURESMicrosoft berhasil memenangkan kontrak layanan cloud computingDepartemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) senilai USD 10 miliar atau berkisar Rp 140 triliun. Perusahaan mengalahkan Amazon sebagai rival terkuat.
Dikutip dari The Guardian, Minggu (27/10/2019), kontrak cloud bernama Joint Enterprise Defence Infrastructure tersebut merupakan bagian dari modernisasi digital Pentagon agar lebih tangkas secara teknologi.
Proses pemilihan pemenang kontrak ini berlangsung di tengah konflik kepentingan, bahkan menarik perhatian Presiden AS, Donald Trump. Ia secara terbuka mengkritik Amazon dan pendirinya, Jeff Bezos.
Oracle Corp juga menyatakan keprihatianannya tentang proses pemberian kontrak. Perusahaan menyinggung soal peran mantan karyawan Amazon yang bekerja pada projek tersebut di Departemen Pertahanan, tapi kemudian mengundurkan diri. Setelah meninggalkan Pentagon, ia kembali bekerja di Amazon Web Services.
Sejumlah perusahaan lain juga khawatir jika hanya ada pemenang tunggal, maka pemenang akan mendapatkan keuntungan dalam pekerjaan lanjutan.
Pentagon sendiri mengatakan, berencana untuk memberikan penawaran kontrak cloud di masa depan kepada banyak kontraktor.
Pentagon pun menegaskan kompetisi berlangsung secara adil dan sesuai peraturan.
"Semua penawaran diperlakukan secara adil dan dievaluasi secara konsisten. Sebelum diputuskan, departemen telah berunding dengan inspektur jenderal (Departemen Pertahanan), yang menginformasikan keputusan untuk melanjutkan," ungkap pihak Pentagon.
Juru bicara Amazon Web Services mengaku terkejut dengan hasil pemenang. Anak usaha Amazon.com, Inc. tersebut mengatakan, penilaian terperinci murni pada penawaran komparatif, akan jelas mengarah pada hasil yang berbeda.
(Din/Isk)

Friday, October 25, 2019

5 Negara Asia Ini Unjuk Gigi di Tengah Perlambatan Ekonomi Global

KONTAK PERKASA FUTURES - Laporan Ease of Doing Business 2020 Bank Dunia menyebut ada 5 negara Asia Timur dan Pasifik yang berada di antara 25 negara dengan pencapaian tertinggi secara global.
Mereka adalah Singapura (ke-2), Hong Kong China (ke-3), Malaysia (ke-12), Taiwan (ke-15) dan Thailand (ke-21). Adapun Tiongkok adalah salah satu negara yang masuk 10 teratas dalam melakukan perbaikan selama 2 tahun berturut-turut.
"Kemajuan berkelanjutan adalah kunci untuk meningkatkan iklim usaha domestik. Dorongan reformasi di kawasan Asia Timur dan Pasifik terus berlanjut, dengan perbaikan signifikan yang dilakukan oleh beberapa negara, seperti Tiongkok," ungkap Manager of the World Bank's Global Indicators Group, Jumat (25/10/2019).
Untuk perbaikan reformasi iklim usaha, China membantu perusahaan kecil dan menengah mengakses pasar internasional dengan menerapkan deklarasi kargo di muka, meningkatkan infrastruktur pelabuhan, mengoptimalkan administrasi bea cukai dan mempublikasikan jadwal biaya.
Selain itu, konstruksi di Tiongkok juga sekarang lebih aman karena persyaratan yang lebih ketat bagi para profesional yang bertanggungjawab melakukan inspeksi teknis.
Di sisi lain, China juga menyederhanakan persyaratan untuk konstruksi berisiko rendah dan menjadikan proses lebih efisien untuk mendapatkan sambungan air dan drainase, mengurangi waktu tunggu untuk semua izin wajib sebanyak 44 hari.
Adapun secara keseluruhan, ekonomi kawasan memfokuskan upaya reformasi pada peningkatan di bidang izin konstruksi dan memulai usaha dengan memberlakukan masing-masing tujuh dan lima reformasi.
Kendati demikian, menurut studi Doing Business 2020 dari Grup Bank Dunia memang melaporkan laju reformasi iklim usaha secara keseluruhan tengah mengalami perlambatan.
Bank Dunia memprediksi pertumbuhan ekonomi negara berkembang di Asia Timur dan Pasifik melambat dari 6,3 persen pada 2018 menjadi 5,8 persen pada 2019. Perlambatan ini juga akan berlanjut menjadi 5,7 persen pada 2020 dan 5,6 persen pada 2021.
Menurut laporan Weathering Growing Risk (laporan East Asia and Pacific Economic Update edisi Oktober 2019), melemahnya permintaan global dan meningkatkan tensi perang dagang AS dengan China menyebabkan penurunan ekspor dan pertumbuhan investasi di negara berkembang.
"Ketika perusahaan mencari cara menghindari tarif (impor), akan sulit bagi negara berkembang di Asia Timur dan Pasifik untuk menggantikan peran Tiongkok dalam rantai produksi global dalam jangka pendek karena infrastruktur yang belum memadai dan skala produksi yang kecil," ujar Andrew Mason, Ekonom Utama Bank Dunia untuk Asia Timur dan Pasifik dalam telekonferensi dari Bank Dunia Bangkok, Kamis (10/10/2019).
Di Indonesia sendiri, pertumbuhan ekonomi diproyeksikan melambat dari 5,2 persen pada 2018 menjadi 5,0 persen pada 2019, namun meningkat menjadi 5,1 persen pada 2020 dan 5,2 persen pada 2021.
Sementara, pertumbuhan konsumsi dilaporkan stabil meski lebih rendah dibanding periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan di sektor pariwisata, real estate dan ekstraktif juga stabil untuk negara-negara yang lebih kecil di kawasan ini.
Kemudian di beberapa negara, tingkat utang yang tinggi juga turut berpengaruh terhadap kebijakan. Perubahan yang mendadak berdampak pada meningkatnya biaya pinjaman yang akhirnya menekan pertumbuhan kredit dan investasi.

Wednesday, October 23, 2019

Tiktok Hapus 24 Akun Bernuansa Propaganda ISIS

PT KONTAK PERKASA FUTURES  - Media sosial berbasis video pendek, TikTok, kembali mendapat kecaman. Pasalnya terdapat beberapa akun yang mempropagandakan ISIS ke penggunanya.
Dilansir dari Wall Street Journal, Kamis (24/10/2019) 24 akun itu berusaha merekrut anak-anak muda pengguna TikTok untuk menjadi bagian dari mereka.
Akun-akun itu diedit sedemikian rupa, sehingga anggota ISIS yang tampil di video itu tampak menarik untuk anak-anak muda, dengan menggunakan ikon-ikon bunga, bentuk hati, dan musik-musik menarik.
Bahkan dengan adanya upaya seperti ini, terdapat salah satu akun TikTok yang sudah memiliki lebih dari seribu pengikut.
Beberapa akun terafiliasi ISIS juga sempat mengunggah video korban yang dijadikan parade di jalanan, lagu ISIS, hingga orang-orang yang teriak bangga menjadi ISIS.

TikTok sendiri sebenarnya telah melarang akun-akun yang mengunggah konten yang terafiliasi dengan teroris. Namun algoritme TikTok untuk saat ini belum mampu mendeteksi konten terorisme.
Berbeda dari Facebook dan Youtube yang dapat mendeteksi konten terorisme secara langsung dan menghapusnya, TikTok baru menghapus 24 akun itu setelah Wall Street Journal memberi tanda flag pada akun-akun itu.
(Keenan Pasha/Why)

NASA Temukan Alien di Mars, Benarkah?

PT KONTAK PERKASA - NASA baru-baru ini mengeluarkan bantahan terhadap pengakuan seorang senior ilmuwannya yang menyebut sebenarnya sudah ditemukan kehidupan alien di Marssekitar 50 tahun lalu.
Untuk informasi, beberapa waktu lalu seorang mantan ilmuwan NASA bernama Gilbert Levin mengaku bahwa badan antariksa itu sebenarnya sudah menemukan bukti adanya alien di Mars pada 1970.
Levin sendiri merupakan salah satu ilmuwan yang ikut menyiapkan misi Viking untuk menjelajah Mars. Perlu diketahui, misi Viking merupakan upaya NASA yang mengirimkan dua pesawat luar angkasa ke Mars untuk mengumpulkan data mengenai planet tersebut. 
Menurutnya, selang enam tahun usai peluncuran misi itu, NASA sebenarnya menangkap sinyal ada pergerakan di permukaan Mars, tapi tidak dihiraukan.
Opini kolektif dari mayoritas komunitas ilmiah tidak percaya hasil dari eksperimen Viking merupakan bukti yang luar biasa," tutur juru bicara NASA Allard Beutel seperti dikutip dari Daily Mail, Selasa (22/10/2019).
Kendati belum menemukan bukti adanya kehidupan di luar Bumi, NASA sendiri mengaku masih terus menjelajah Tata Surya. Hal ini sekaligus untuk menjawab beberapa pertanyaan, termasuk kemungkinan adanya kehidupan selain di Bumi.
NASA sendiri sudah melakukan sejumlah penjelajahan untuk meneliti wilayah planet lain, mulai dari permukaan hinggas atmosfernya. Seluruh upaya itu dilakukan untuk mencari tanda dan jawaban dari pertanyaan apakah manusia benar-benar sendiri di alam semesta.

Sebelumnya, Levin menulis di Scientific American bahwa misi ke Mars sebenarnya berhasil membawa bukti bahwa planet tersebut mendukung kehidupan. Secara spesifik, dia menyebut misi yang dilakukan pada 1970.
"Apa bukti yang menentang kemungkinan adanya kehidupan di Mars? Fakta yang mengejutkan, tidak ada," tulisnya. Dia pun menyebut sejumlah studi laboratorium menemukan bahwa beberapa mikroorganisme dapat bertahan hidup dan tumbuh di Mars.
Dia mengatakan salah satunya adalah eksperimen dari misi 1970 yang diberi nama Labeled Release life detection. Ketika itu, Lewis sendiri yang mempelopori eksperimen tersebut.
Levin mengatakan, dalam upayanya menemukan kehidupan di Mars, dia mencoba menggabungkan sampel tanah Mars dengan senyawa organik, untuk mencari tanda-tanda karbon dioksida.
"Mikroorganisme apapun yang hadir di tanah dapat memetabolisme senyawa dan menghasilkan karbon dioksida," tulis Levin. Hasilnya, eksprimen itu menunjukkan hal yang positif.
Meski sukses, eksperimen NASA selanjutnya ternyata tidak berhasil menemukan mikroorganisme yang spesifik dapat melakukan hal itu. NASA beralasan eksperimen itu tidak punya bukti jelas kehadiran mikroorganisme yang hidup di tanah sekitar wilayah pendaratan di Mars.
(Dam/Ysl)