Tuesday, September 24, 2019

Misi Grab Bawa Kebaikan untuk Asia Tenggara Lewat Teknologi

PT KONTAK PERKASA  - Grab baru saja mengumumkan program kontribusi sosialnya untuk wilayah Asia Tenggara. Dalam program yang diberi nama 'Grab for Good' ini, startup asal Malaysia itu memanfaatkan teknologi beserta nilai tambahnya untuk meningkatkan kehidupan masyarakat.
"Seiring perkembangan perusahaan, kami merasa memiliki tanggung jawab untuk melayani masyarakat yang mendorong bisnis Grab," tutur CEO & co-founder Grab, Anthony Tan, saat berbicara di Jakarta, Selasa (24/9/2019).
Menurut Anthony, Grab percaya teknologi dapat menjadi kekuatan yang mendorong kebaikan. Karenanya, teknologi menjadi faktor krusial bagi Grab menyediakan kesempatan bagi lebih banyak orang meningkatkan kehidupannya.
"Kami ingin memastikan dalam era ekonomi digital ini, semua orang ikut serta, tidak sebagian saja," tuturnya. Grab juga merasa pengetahuan termasuk kemampuan tentang dunia digital dan teknologi seharusnya tidak terbatas pada pihak tertentu saja..
Tidak hanya itu, Grab turut menaruh perhatian pada penyandang disabilitas. Anthony menuturkan, Grab tidak ingin di dunia yang serba terkoneksi ini, ada orang-orang yang merasa terpinggirkan dan tidak dapat berkontribusi karena keterbatasannya.
Untuk itu, Grab mengumumkan program sosial 'Grab for Good' sebagai bentuk kontribusi sosial ke masyarakat Asia Tenggara. Program ini, Anthony mengatakan, fokus pada dua hal penting, yakni akses ekonomi ditambah kesetaraan dan akses digital.
Adapun akses ekonomi yang dimaksud adalah Grab membuka kesempatan bagi banyak orang untuk mengembangkan bisnis sekaligus meningkatkan taraf hidupnya.
Salah satunya adalah pelaku bisnis kecil dan menengah yang diharapkan dapat memperoleh akses permodalan sambil memperbesar bisnisnya. Selain itu, akses ekonomi yang diberikan Grab juga dapat menjangkau penyandang disabilitas sehingga mereka dapat memperoleh penghasilan.
Sementara untuk kesetaraan dan akses digital, Grab menginginkan agar tidak ada orang yang tertinggal di tengah perkembangan ekonomi digital saat ini. Karenanya, Grab berkolaborasi dengan Microsoft untuk memberikan pelatihan dan literasi digital. 
Anthony pun mengatakan bahwa program ini merupakan langkah awal bagi Grab untuk melakukan hal serupa di masa depan. Menurut Anthony, Grab for Good merupakan program jangka panjang yang dibangun secara terukur dan kolaborasi bersama pihak lain.
"Kami melakukan ini karena percaya kesempatan yang diberikan ekonomi digital termasuk keuntungan dari akses teknologi begitu sayang dilewatkan, dan terlalu kaya apabila diabaikan," tuturnya.
Lebih lanjut pria asal Malaysia itu menuturkan bahwa program ini tidak sekadar slogan, melainkan hal yang memang sudah dilakukan Grab sejak dulu.
"Dulu kami ingin menyediakan layanan taksi yang lebih aman. Sekarang, kami telah memperdayakan lebih dari 9 juta micro-entrepreneur di platform Grab dan memberikan kesempatan pendapatan lebih baik baik bagi mereka," tutur Anthony.
(Dam/Ysl)

Monday, September 23, 2019

Kebocoran Data Gara-Gara Mantan Staf Perusahaan Kontraktor

PT KONTAK PERKASA FUTURES - Malindo Air, maskapai penerbangan milik Lion Group, mengonfirmasi bahwa dua mantan karyawan kontraktor e-commerce pemesanan tiket merupakan penyebab kebocoran data penumpang Malindo Air dan Thai Lion Air.
Sebagaimana Tekno Liputan6.com kutip dari Reuters, Senin (23/9/2019), Malindo Air menyebut, "ada dua mantan karyawan e-commerce penjualan tiket GoQuo di pusat pengembangan data di India yang mengakses dan mencuri data penumpang kami."
Kebocoran data tersebut telah dilaporkan kepada pihak kepolisian Malaysia dan India. Malindo Air juga menekankan bahwa kebocoran ini tidak terkait dengan keamanan arsitektur data milik penyedia layanan cloud mereka, Amazon Web Servive.
Selain itu, Malindo Air menegaskan tidak ada informasi finansial penumpang yang turut bocor.
Sebelumnya, maskapai tersebut mengonfirmasi soal kebocoran data para penumpangnya pekan lalu. Konfirmasi ini diberikan setelah perusahaan keamanan siber Kaspersky Lab melaporkan, ada setidaknya tiga puluh juta data pribadi penumpang Malindo Air dan ThaiLion Air yang diunggah ke forum daring.
Kaspersky mengatakan, sebagian data pribadi milik penumpang kedua maskapai milik Lion Group itu dijual di dark web.
Sebelumnya saat memberi keterangan pers kepada media, Lion Group menyebut perusahaannya jadi korban dalam kasus kebocoran data penumpang Malindo Air dan Thai Lion Air. 
Segera setelah informasi mengenai kebocoran data ini diketahui, pihak Lion Group langsung mengambil langkah hukum, dengan melaporkan kasus ini ke otoritas Malaysia.
Lion Group datang sebagai perusahaan yang mengadukan adanya kebocoran data dan menyebut dirinya jadi korban kasus ini.
"Kami sebagai korban yang melaporkan kasus ke otoritas. Karena kami sudah bekerja sama dengan pihak ketiga, sudah membuat MoU, non-disclossure agreement dengan pihak ketiga, kok tiba-tiba muncul viral (ada data bocor). Ini kan pasti publik bertanya kepada kami," kata Daniel.
Untuk itu, Lion Group meyakinkan kepada masyarakat bahwa kebocoran data pelanggan ini telah dilaporkan.
"Makanya, kami bicara bahwa kami merupakan victim dalam hal ini," ujar Daniel.
Penyedia layanan penyimpanan cloud Amazon Web Service (AWS) angkat bicara terkait dengan kebocoran data penumpang dua maskapai di bawah Lion Group.
Mengutip laman ZDNet, Sabtu (21/9/2019), AWS Singapura menyebut, seluruh server yang berisi data penumpang Malindo Air sudah aman "tanpa kerentanan lebih lanjut."
AWS juga menyebut, "Tidak ada informasi pembayaran yang bocor."
Konfirmasi dari AWS ini menyusul berbagai laporan yang menyebut adanya kebocoran data personal milik 21 juta penumpang Malindo Air dan Thai Lion Air.
Sementara itu, sebelumnya Lion Group menyebutkan, konsultan forensik dan data juga telah telah ditunjuk untuk menilai infrastruktur keamanan data secara keseluruhan dengan fokus pada perlindungan data penumpang di semua platform.
(Tin/Why)

Thursday, September 19, 2019

Karyawan Facebook Bunuh Diri di Kantor Pusat

KONTAK PERKASA FUTURES -  Seorang karyawan Facebook dilaporkan tewas bunuh diri di kantor pusat perusahaan di Menlo Park, California, Amerika Serikat (AS). Pihak kepolisian Menlo Park telah mengonfirmasi kabar tewasnya karyawan tersebut.
Dikutip dari CNBC, Jumat (20/9/2019), seorang pria lompat dari lantai empat di sebuah gedung di kampus Facebook. Ia meninggal dunia di tempat kejadian.
"Ketika Menlo Park Officer dan Menlo Park Fire Protection District tiba di tempat kejadian, korban sudah tidak merespons. Paramedis mencoba memberikan bantuan, tapi tidak bisa menyelamatkan korban," ungkap Menlo Park Police Department pada Kamis (19/9/2019).
Penyelidikan awal mengindikasikan tidak ada tanda-tanda kekerasan pada korban. Sehingga, sejauh ini korban diyakini meninggal dunia akibat bunuh diri.
Pihak Facebook mengungkapkan kematian karyawannya tersebut pada Kamis sore. Raksasa jejaring sosial itu menyampaikan duka cita mereka.
Selain itu, perusahaan juga akan bekerja sama dengan kepolisian dalam proses penyelidikan kasus bunuh diri tersebut.
"Kami bekerja sama dengan polisi dalam penyelidikan mereka, dan memberikan dukungan kepada para karyawan. Keluarganya sudah diberitahu, tapi kami tidak memiliki informasi lain yang bisa dibagikan. Kami berharap dapat memberikan informasi baru ketika ada informasi tambahan dari aparat penegak hukum," ungkap juru bicara Facebook dalam pernyataannya.
(Din/Isk)

Kabut Asap Ganggu Penerbangan di 10 Bandara Ini

KONTAK PERKASA FUTURES  - Merujuk publikasi Notice To Airmen (NOTAM) yang dikeluarkan oleh AIRNAV sore hari ini, disampaikan beberapa bandara di wilayah Sumatera dan Kalimantan masih terdampak kabut asap sehingga mengakibatkan berkurangnya jarak pandang (visibility) yang akan mengakibatkan jarak pandang pilot berkurang, hari ini, Kamis (19/9), semua bandara tetap beroperasi normal.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Polana B Pramesti menjelaskan, kabut asap yang terjadi beberapa minggu ini, membuat sejumlah penerbangan mengalami keterlambatan (delay), reroute bahkan terjadi pembatalan.
“Keterlambatan, reroute maupun pembatalan penerbangan yang terjadi terpaksa dilakukan karena mengutamakan keselamatan dan keamanan penerbangan,” kata dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (19/9/2019).
Surat Edaran Nomor 15 Tahun 2019 tentang Pelaksanaan penerbangan dalam keadaan kahar (Force Majure) menyatakan bahwa maskapai harus menyusun dan melaksanakan prosedur rencana kontigensi penerbangan dan pelayanan penumpang dalam kondisi kahar sekurang kurangnya memuat ketentuan yang memudahkan penumpang untuk menyusun ulang rencana perjalanan, diantaranya reschedule, reroute ataupun pemindahan ke penerbangan lainnya dan juga memberi kemudahan pengembalian uang tiket (refund) sesuai PM 185 Tahun 2015.
Berdasarkan publikasi NOTAM sore hari ini, sejumlah bandara yang operasional penerbangannya terganggu akibat terdampak kabut asap adalah :
1. Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II NOTAM No B4763/19 visibility 700 m
2. Bandara Beringin Muara Teweh NOTAM No C8623/19 visibility 100 m
3. Bandara Malikus Saleh, Lhokseumawe NOTAM No C8626/19 visibility 2000 m
4. Bandara Nunukan, NOTAM No C8638/19 visibility 4000 m
5. Bandara Kalimarau, Berau Tanjung Redep, NOTAM No C8641/19 visibility 1000 m
6. Bandara H Asan Sampit, NOTAM No C8642/19 visibility 2000 mg. Bandara Pangsuma, Putussibau, NOTAM No C8644/19 visibility 2000 m
7. Bandara APT Pranoto Samarinda, NOTAM No C8647/19 visibility 4000 m
8. Bandara Tjilik Riwut, Palangkaraya NOTAM No C8648 / 19 visibility 650 m
9. Bandara Letung, NOTAM No C8649 / 19 visibility 4000 m
10. Bandara Sintang, NOTAM No C8650/19 visibility 300 m
Polana menambahkan, sampai saat ini Ditjen Hubud terus memantau melalui Kantor Otoritas Bandar Udara (OBU), Airnav, penyelenggara bandar udara, maskapai serta stakeholder penerbangan yang wilayahnya terdampak kabut asap.
"Kami terus memonitor yang terjadi di masing-masing bandara terdampak kabut asap, dan personil di bandara agar terus siaga dan waspada," kata Polana.
Sementara itu, Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara APT Pranoto Samarinda , Dodi Dharma mengatakan, kondisi di Bandar Udara APT Pranoto Samarinda masih belum ada penerbangan yang melakukan take off maupun landing karena terdampak kabut asap.
“Kondisi ini, kami sudah menginfokan kepada penumpang tentang dampak kabut asap berdasarkan status NOTAM dan meskipun operasional penerbangan belum normal, namun layanan di Bandara APT Pranoto tetap dibuka,” jelas Dodi.

Cek Rumah Makan yang Bersih dan Sehat Terdekat dengan Aplikasi GERMAS PAS

KONTAK PERKASA FUTURES - Sejak 11 Februari 2019, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI meluncurkan aplikasi Gerakan Masyarakat Pangan Aman dan Sehat (GERMAS PAS). Melalui serangkaian tes, para penyedia pangan bisa mendapatkan tanda laik berupa sertifikat dan sticker pada produk makanan.
Pada aplikasi tersebut, para pengguna bisa melihat rumah makan, jasa boga, dan depot air minum dalam radius 5 kilometer yang sudah memiliki Sertifikat Laik Higiene (SLH). Artiny, ketiga jasa penyedia pangan ini sudah memenuhi standar makanan sehat, bersih, dan aman.
Kehadiran aplikasi ini kasus luar biasa (KLB) keracunan yang terjadi beberapa tahun belakangan. Pada tahun 2018, kasus keracunan tertinggi di Indonesia disebabkan oleh masakan rumah tangga.
"Kita berharap GERMAS PAS dapat membantu meminimalisir penyakit bawaan pangan dan keracunan akibat pangan," ucap Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementrian Kesehatan, Kirana Pritasari saat sosialisasi aplikasi GERMAS PAS di Jakarta, Selasa (17/9/2019).

Aplikasi ini bisa membantu masyarakat untuk lebih cerdas dalam memilih pangan yang bersih, aman, dan sehat.
Bagi para jasa penyedia pangan, SLH bisa didapatkan apabila sudah memenuhi persyaratan baik administrasi maupun teknis higiene sanitasi pangan.
"Semua pengelola pangan memiliki kewajiban untuk memenuhi persyaratan kesehatan. Para pengusaha diwajibkan memiliki SLH yang merupakan jaminan kesehatan pangan bagi konsumen dan masyarakat," jelas Kirana.
Persyaratan teknis tersebut antara lain adalah inspeksi kesehatan lingkungan (IKL) yang meliputi kebersihan dan sanitasi lingkungan, uji laboratorium terhadap sampel pangan yang diproduksi, dan kursus higiene sanitasi pangan.
"Kita tidak hanya melihat restorannya bersih, tapi kita juga masuk ke dapurnya, ke tempat cuci piringnya, sampai makanan yang dihasilkan. Makanan juga tidak hanya diperiksa secara fisik, namun juga laboratorium," ucap Kirana.
Persyaratan kesehatan yang harus dipenuhi oleh jasa penyedia pangan dilihat dari aspek peralatan, sarana bangunan, orang yang mengelola pangan atau chef, dan pangan yang disajikan.

Penulis: Diviya Agatha

Wednesday, September 18, 2019

Ibu Kota Pindah, Swasta Bisa Kelola Aset di Jakarta Senilai Rp 1.100 Triliun

PT KONTAK PERKASA FUTURES - Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menetapkan Penajam Paser Utara dan sebagian Kutai Kartanegara di Kalimantan Timur sebagai lokasi ibu kota baru. Perpindahan itu kemudian memberi kesempatan bagi pihak swasta untuk bisa mengelola aset milik negara yang ada di Jakarta paling cepat pada 2020 mendatang.
Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan, seluruh aset milik negara yang berada di Jakarta diperkirakan memiliki potensi lebih dari Rp 1.100 triliun.
"Potensinya menurut perhitungan Kementerian Keuangan, saat ini setelah revaluasi aset, potensi aset milik negara di Jakarta di atas Rp 1.100 triliun. Dari Rp 1.100 triliun tersebut dikaitkan dengan pembangunan ibu kota baru, ada sekitar separuhnya yang nantinya bisa dikerjasamakan dengan swasta," tuturnya di Jakarta, Rabu (18/9/2019). 
Kendati begitu, ia menyatakan, ada beberapa aset negara yang secara kepemilikan tidak bisa diserahkan kepada swasta. Seperti sekolah dan rumah sakit, yang merupakan fasilitas publik.
"Yang tidak boleh misalnya sekolah, rumah sakit, kan itu tetap menjadi fasilitas publik di Jakarta. Jadi ini lebih fokus kepada yang kantor, atau rumah dinas yang nantinya akan ditinggalkan ketika ibu kota pindah," ujar dia.
Dia pun memproyeksikan, swasta sudah bisa melakukan penawaran untuk kepemilikan aset negara yang berada di Jakarta mulai 2020, pasca masterplan pembentukan ibu kota baru rampung.
"Paling cepat ya tahun depan. Karena kita harus siapkan dulu masterplan dari ibu kota baruini," ungkap Menteri Bambang.
Terkait skema kerjasama kepemilikan aset tersebut, ia menjelaskan, pemerintah akan mengacu terhadap kebijakan yang mengatur tentang pengelolaan barang milik negara.
"Ada yang build-operate-transfer, atau bangun guna serap, maupun yang bersifat kerjasama pemanfaatan dengan satu durasi waktu, 30 tahun kira-kira," jelas dia.
Menteri Bambang kemudian menargetkan, desain masterplan ibu kota baru bisa segera rampung pada tahun ini. "Masterplan bisa selesai seluruhnya segera di tahun ini," tandasnya.
Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira mengatakan pihak swasta tidak terlalu tertarik untuk terlibat dalam proyek pembangunan ibu kota baru. Salah satu penyebab, sebut dia, terkait dengan kondisi ekonomi global yang sedang mengalami penurunan.
Diketahui, dalam rancangan Pemerintah, biaya pembangunan ibu kota baru yang berasal anggaran sebesar 19 persen. Sisanya pemerintah akan mengundang keterlibatan badan usaha.
"Infrastruktur bangun sana sini, swasta tuh nggak banyak yang minat. Soalnya kondisi ekonomi sekarang lagi nggak enak," kata dia, di Jakarta, Rabu (11/9/2019). 
Selain itu, jangka waktu balik modal yang panjang, lanjut Bhima, juga menjadi alasan pihak swasta tidak terlalu berminat pada proyek infrastruktur.
"Dan infrastruktur itu proyek yang jangka panjang sekali baru kembali modal," imbuhnya.
Hal tersebut, kata dia, diperkuat dengan laporan Bank Dunia, yang menyatakan pihak swasta hanya berkontribusi 10 persen dari total proyek infrastruktur.
"Faktanya dari data Bank Dunia pernah bilang, keterlibatan swasta dalam proyek infrastruktur kurang dari 10 persen. Jadi 100 persen kue itu, 10 persen itu swasta," ujar dia.
"Itu kan sebenarnya ada di dalam laporan Bank Dunia pada waktu itu dia mengevaluasi infrastruktur. Infrastruktur di Indonesia. Jadi dalam range yang cukup panjang. Kalau tidak salah dalam kurun waktu 10 tahun terakhir," tandas Bhima.

Reporter: Wilfridus Setu Embu
Sumber: Merdeka.com 

Tuesday, September 17, 2019

Saat Menkominfo Ajak Robot Sophia Berkencan

PT KONTAK PERKASA - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara berinteraksi langsung dengan robot cerdas Sophia. Sophia merupakan robot humanoid yang diklaim paling cerdas di dunia.
Robot yang menyerupai perempuan ini dikembangkan oleh perusahaan robotika Hanson Robotics.
Saking cerdasnya, Menkominfo Rudiantara pun menguji kecerdasan Sophia melalui obrolan singkat di ajang Youth Dialogue 2019 yang digelar oleh CSIS di Jakarta.
Salah satunya adalah pertanyaan mengenai ajakan kencan yang diajukan oleh Menteri yang karib disapa Chief RA ini.
“Can I ask you for the date?” tanya Rudiantara kepada Sophia di panggung Youth Dialogue 2019, di Hotel Borobudur Jakarta, Selasa (17/9/2019).
Alih-alih mengiyakan, Sophia justru diam saja tak memberi respon pada ajakan kencan sang menteri.
Rudiantara menyebut Sophia tidak paham karena pertanyaan itu tak direncanakan dan tidak tertulis dalam Q-card (kartu pertanyaan).
Namun demikian, ketika ditanya sejumlah pertanyaan lain, seperti di mana Sophia berada sekarang, bagaimana ia bisa sampai ke Jakarta, hingga pekerjaan apa yang diinginkan Sophia, robot berkewarganegaraan Arab Saudi itu bisa menjawab dengan baik.
“Aku ingin melakukan apapun, menghormati satu sama lain, menjadi penyanyi hingga komedian, itu bagus juga,” kata Sophia ketika ditanya mengenai pekerjaan apa yang bisa dilakukannya.
Dalam perbincangan itu, Rudiantara "menguji" kapabilitas robot tercerdas di dunia tersebut.
Pada awalnya, Rudiantara bertanya soal hubungan asmara antara robot-manusia. Sophia menjawab itu memungkinkan dan zaman sekarang sudah ada orang yang menikahi smartphone bahkan hologram, meski Sophia sendiri tak tertarik pacaran karena masih muda.
Kembali ke soal ajakan kencan yang tak direspon Sophia, Rudiantara menyebut Sophia tidak paham karena pertanyaan itu tak direncanakan dan tidak ada di kartu pertanyaan. 
Rudiantara berkata itu adalah kelemahan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) yang menjadi otak robot.
Robot pun tak mampu bertindak dan berpikir natural seperti manusia. Pekerjaan seperti stand-up comedian pun disebut aman dari kehadiran robot.
"Stand-up comedian tidak dirancang kalimatnya... Kalau tak pakai Q Card, (Sophia) bisa ngaco jawabannya. Bagaimana pun manusia tak bisa dikalahkan AI," ujar Rudiantara.
Dukung Penggunaan AI

Meski demikian, Rudiantara mendorong penggunaan AI di pemerintahan, terutama dalam penggunaan chatbot sebagai customer service. Rudiantara juga menegaskan pemerintah mengakomodasi perkembangan teknologi dengan light-touch regulation.
Peran pemerintah pun kini bergeser dari sekadar regulator menjadi fasilitator dan akselelator agar memberi jalan ke startup untuk berkembang, sekaligus membantu mempertemukan investor asing dengan lokal.
Rudiantara pun mengaku hobi bergaul dengan para developer muda untuk mendengar pendapat.
"Saya sekarang lebih banyak bertemu, mingle, dengan milenial. Kita bicaranya guys, bro, sis, maunya apa," pungkas Rudiantara.
(Tin/Isk)