Friday, May 10, 2019

42 Ribu Orang Ikut Program Mudik Bareng BUMN 2019

PT KONTAK PERKASA  - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno menyempatkan diri untuk memantau proses verifikasi pendaftaran program Mudik Bareng BUMN 2019 di Gedung Nyi Ageng Serang, Kuningan, Jakarta.
Berdasarkan laporan PT Jasa Raharja selaku Ketua Satgas Mudik Bareng BUMN, telah ada sekitar 42 ribu orang pemudik yang berhasil terverifikasi hingga Kamis, 9 Mei pukul 17.00 WIB.
"Yang terferivikasi suda ada 42 ribu orang. Mereka sudah ambil tiket dan siap berangkat. Sekarang jauh lebih lancar daftarnya, sehingga pendaftar merasa lebih nyaman," ungkap dia, Jumat (10/5/2019).
Untuk tahun ini, ia pun menyatakan, jumlah kuota yang disediakan dalam program mudik BUMN meningkat dibanding tahun sebelumnya, yakni sekitar 25 persen.
"Ada (peningkatan). Hampir 20 sampai 25 persen. Tahun lalu itu hampir 200.400 orang. Sekarang sekitar 250.300 orang. Jadi hampir 25 persen," jelasnya.

Diikuti 104 BUMN
Secara data, program BUMN Mudik Bareng 2019 diikuti 104 BUMN, atau meningkat 67,74 persen dibandingkan 2018 yang diikuti 62 BUMN.
Target total pemudik yang hendak diberangkatkan pun naik 22,32 persen, yakni dari 204.146 orang pada 2018 menjadi 250.388 orang di tahun ini.
Sebagai rincian, 180.609 pemudik akan diberangkatkan dengan 3.897 unit bus. Sedangkan 52.231 pemudik lainnya akan berpergian lewat 138 trip moda kapal laut, 15.693 pemudik dengan 49 rangkaian kereta api, serta 1.805 yang akan terbang dengan 76 kali penerbangan moda pesawat udara.
Adapun pelaksanaan pada tahun ini dilakukan tersebar di seluruh wilayah Indonesia dengan titik keberangkatan sebanyak 70 Kota. Dengan rincian, 31 kota di Pulau Jawa dan 39 kota di luar Pulau Jawa. Dengan 155 kota tujuan di mana 62 kota di Pulau Jawa dan 93 kota di luar Pulau Jawa.
Lebih lanjut, Menteri Rini menyampaikan, pemudik yang telah mendaftarkan diri pada program Mudik Bareng BUMN 2019 bisa kembali mengikuti hajatan serupa di tahun berikutnya.
"Nanti kalau mau daftar lagi kita pakai sidik jari. Tahun depan kalau mau ikut lagi tinggal bawa dokumen sidik jari," imbuh dia.

Thursday, May 9, 2019

Kapitalisasi Pasar Saham Global Susut USD 1,36 Triliun Imbas Cuitan Trump

PT KONTAK PERKASA FUTURES - Total 102 kata mampu menghapus nilai kapitalisasi pasar sahamUSD 1,36 triliun dari bursa saham global pada awal pekan. Hal itu terjadi gara-gara unggahan status Presiden AS Donald Trump di twitter.
Bursa saham global bergejolak usai Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengunggah status di twitter pada Minggu, 5 Mei 2019.
Ia menulis akan menaikkan tarif impor barang China. Tak hanya kapitalisasi pasar yang menyusut, kekhawatiran investor juga melonjak seiring indeks Cboe volatility yang mengukur kekhawatiran investor naik 50 persen dalam dua hari.
Risiko seputar hubungan perdagangan Amerika Serikat (AS)-China yang tidak ada dalam radar investor pada akhir pekan lalu kembali muncul di permukaan.
Sebelumnya pasar telah terbuai dengan keadaan puas mengenai jalannya negosiasi perdagangan antara AS-China berjalan baik.
Selain itu, pernyataan bank sentral AS yang lebih lembut dan pendapatan perusahaan AS lebih baik dari yang diperkirakan.
"Pergeseran terbaru menambah dimensi baru ketidakpastian terhadap apa yang diasumsikan sebagian besar pelaku pasar adalah kesepakatan yang dilakukan," ujar Analis Saxo Capital Markets, Eleanor Creagh, seperti dikutip dari laman Bloomberg, Kamis (9/5/2019).
Sementara itu, Analis JP Morgan Asset Management, Kerry Craig optimistis kalau kesepakatan perdagangan dapat dicapai. Akan tetapi, hal itu bisa memakan waktu lebih lama dari yang diharapkan.
"Penarikan kembali di pasar disebabkan oleh betapa kerasnya bursa saham global telah reli dan investor mungkin telah mencari alasan untuk mengambil beberapa keuntungan," ujar dia.

BACA JUGA : 

INGIN JADI PRESIDEN, MILIARDER 

Tuesday, May 7, 2019

Cadangan Devisa Indonesia Turun Jadi USD 124,3 Miliar di Akhir April 2019


PT KONTAK PERKASA - Bank Indonesia (BI) mencatat posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir April 2019 sebesar USD 124,3 miliar, turun tipis dibandingkan dengan posisi pada akhir Maret 2019 sebesar USD 124,5 miliar.
"Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 7,0 bulan impor atau 6,8 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor," jelas Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko dalam keterangan tertulis, Rabu (8/5/2019).
Ia melanjutkan, BI menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
Posisi cadangan devisa pada April 2019 terutama dipengaruhi oleh penerimaan devisa, penerimaan valas lainnya, dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.
Ke depan, Bank Indonesia memandang cadangan devisa tetap memadai didukung keyakinan terhadap stabilitas dan prospek perekonomian domestik yang tetap baik.

Kenaikan Utang Luar Negeri Swasta

Sebelumnya, BI memperkirakan utang luar negeri swasta masih akan mengalami peningkatan dalam beberapa waktu ke depan. Hal ini didorong oleh ekspansi yang dilakukan oleh korporasi di dalam negeri sehingga membutuhkan dana dalam jumlah besar.
Direktur Departemen Kebijakan Makroprudensial BI, Retno Ponco Windarti mengatakan, dana pihak ketiga (DPK) perbankan dalam negeri yang tumbuh tipis membuat pihak swasta mencari alternatif pendanaan untuk ekspansi bisnisnya. Salah satu alternatif tersebut yaitu melalui utang luar negeri.
"Bisa jadi peluang terhadap penggunaan sumber pendanaan luar negeri meningkat. Karena prospek ke depan masih baik," ujar dia di Kantor BI, Jakarta, Kamis (2/5/2019).
Namun demikian, Retno memastikan jika peningkatan utang luar negeri swasta ini masih relatif aman. Terlebih saat ini pihak swasta mulai melakukan kewajiban lindung nilai (hedging).
"Kemampuan bayar utang masih cukup. Risiko masih tetap terjaga. Kita butuh pendanaan sektor eksternal selama masih produktif dan masih dalam indikator aman. Rasanya tidak perlu ada kekhawatiran. Kita akan monitor perkembangannya," tandas dia.

BACA JUGA : 

NILAI PENURUNAN TARIF BATAS ATAS TIKET PESAWAT TUNGGU KEPUTUSAN BERSAMA

Roket Komersil Pertama Jepang Berhasil Mengorbit Ke Angkasa



KONTAK PERKASA FUTURES  - Perusahaan dirgantara asal Jepang, Interstellar Technologies Inc., menjadi perusahaan pertama yang meluncurkan roket komersil ke angkasa pada Sabtu lalu (menurut waktu Jepang).

Roket yang diluncurkan bernama Momo-3 ini, berhasil melewati garis Karman (garis batas luar angkasa) dengan ketinggian 110 kilometer. Demikian seperti yang dilansir dari laman Gizmodo, Selasa (7/5/2019).

Ini adalah percobaan ketiga yang dilakukan Interstellar setelah dua percobaan sebelumnya mengalami kegagalan.

Di peluncuran pertama pada 2017, roket ini sempat mengudara sejauh 20 kilometer sebelum akhirnya hilang kontak.

Sementara pada peluncuran kedua tahun 2018, roket ini hanya bertahan beberapa saat sebelum jatuh dan meledak.

Momo-3 berhasil meluncur pada Sabtu pukul 05.45 pagi selama 10 menit sebelum ia jatuh ke Samudera Pasifik. Roket komersil ini dilaporkan dapat mengangkut beban seberat 20 kilogram.

Kembalikan Kredibilitas Sang Pendiri
Pendiri Interstellar Technology Inc., Takafumi Horie menyatakan bahwa peluncuran Sabtu kemarin adalah sukses besar.

"Kami akan bekerja untuk mencapai peluncuran yang stabil dan memproduksi roket dengan jumlah banyak dalam waktu dekat," ujarnya.

Horie sendiri sebenarnya pernah terseret kasus penipuan dan sempat dipenjara selama 2 tahun.

Tentunya, keberhasilan peluncuran ini dinilai dapat mengembalikan kredibilitasnya sebagai pengusaha.

Rencananya, Horie akan fokus mengembangkan roket privatnya dalam skala kecil dan murah.

Dia tidak memiliki rencana khusus untuk bersaing dengan perusahaan dirgantara besar seperti SpaceX atau Blue Origin.

Dalam jangka pendek, Interstellar memilki rencana untuk mengembangkan roket baru bernama Zero yang digadang bisa membawa muatan seberat 100 kilogram dengan ketinggian 50 kilometer.

Dengan estimasi biaya 600 juta Yen atau Rp 77, diharapkan peluncuran roket ini bisa terlaksana.

(Tik/Jek)

Monday, May 6, 2019

Layani Mudik Lebaran, Bandara Baru Yogyakarta Diresmikan Pertengahan Mei 2019


PT KONTAK PERKASA - Bandara Baru Yogyakarta atau Yogyakarta International Airport (YIA) akan segera beroperasi melayani penerbangan sebelum Lebaran Idul Fitri 2019. Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menyebutkan, setidaknya terdapat dua maskapai yang dipastikan akan melayani penerbangan dari dan ke Bandara Baru Yogyakarta dalam waktu dekat ini, yakni Citilink dan Batik Air.

"Insya Allah tanggal 6 Mei ini ada Citilink, tanggal 10 Mei mungkin Batik Air atau Lion Air. Citilink sudah, Batik Air sudah dipastikan. Kalau Citilink dari Jakarta-Yogyakarta- Jakarta, kalau yang Batik Air dari Jakarta-Yogyakarta-Bali. Tapi mungkin dalam beberapa hari ini pasti baik Citiilink, Lion Air, maupun Batik Air akan menambah slot penerbangan," urainya, Minggu (5/5/2019).

Terkait penerbangan internasional, dijelaskannya bahwa saat ini pengelola bandara dan pihak-pihak terkait masih memerlukan waktu untuk mempersiapkan melayani penerbangan internasional.
Saat ini, progres pembangunan Bandara Baru Yogyakarta secara fisik di sisi darat telah mencapai 50 persen. Bandara tersebut akan memiliki luas terminal 210 ribu m2 dengan kapasitas penumpang sebanyak 14 juta penumpang per tahun.

Sementara di sisi udara, Bandara Baru Yogyakarta memiliki runway atau landas pacu sepanjang 3.250 x 45 meter dengan 23 parking stand seluas 159.140 m2, dimana pada sisi udara saat ini progresnya telah 100 persen rampung. Nantinya, lapangan udara ini juga akan dilengkapi fasilitas sebanyak 10 unit garbarata.

Lebih lanjut, Menhub Budi juga memperkirakan, peresmian Bandara Baru Yogyakarta oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan dilakukan pada pertengahan Mei ini. Dia pun berharap, dengan dioperasikannya YIA maka akan dapat mendukung Bandara Adisutjipto Yogyakarta yang saat ini sudah over capacity atau kelebihan kapasitas penumpang. Terlebih tidak lama lagi sudah Idul Fitri.
"Jangka pendek kita harapkan lebaran yang selama ini kita cari slot ke Yogya susah, dengan adanya bandara ini slot penerbangan akan banyak dan akan membantu pergerakan dari Jakarta ke Jawa Tengah bagian selatan," ujar dia.

BACA JUGA : 

TERBANG PERDANA, CITILINK BAWA 92 PENUMPANG KE BANDARA BARU YOGYAKARTA

Friday, May 3, 2019

Harga Minyak Turun Hampir 3 Persen karena Kekhawatiran Kelebihan Pasokan

PT KONTAK PERKASA FUTURES  - Harga minyak jatuh hampir 3 persen pada penutupan perdagangan Kamis (Jumat pagi waktu Jakarta). Pendorong penurunan harga minyak ini adalah kekhawatiran pelaku pasar akan kelebihan pasokan.
Mengutip Reuters, Jumat (3/5/2019), harga minyak mentah AS turun USD 1,79 atau 2,8 persen ke level USD 61,81 per barel, menuju penurunan mingguan terbesar sejak Februari. Sedangkan harga minyak berjangka Brent turun USD 1,43 per barel atau 2 persen menjadi USD 70,75 per barel.
Sentimen pasar menjadi bearish karena pergeseran kebijakan AS mengenai Iran memiliki dampak yang lebih cepat dibandingkan yang ditakutkan di awal. Kebijakan AS ini bisa membuat pasokan minyak mentah di pasar berlebih sehingga menekan harga minyak. 
Sanksi AS terhadap Iran seharusnya semakin meningkat pada minggu ini tetapi kebijakan Presiden AS Donald Trump justru mengabaikan hal tersebut dan memungkinkan delapan negara termasuk China untuk terus berbisnis dengan Iran.
China telah mengeluh kepada Amerika Serikat tentang sanksi Iran dan Turki. China mengatakan tidak mudah menggantikan peran kedua negara tersebut. Oleh karena itu China menyeyrukan kepada Washington untuk meninjau kembali langkahnya.
Harga minyak sebelumnya telah didukung oleh krisis politik di Venezuela, sanksi yang lebih keras dari AS terhadap Iran dan pengurangan produksi dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak.

Thursday, May 2, 2019

Impor Minyak Mentah Turun, Pertamina Hemat Biaya Rp 20 Triliun

PT KONTAK PERKASA FUTURES -  PT Pertamina (Persero) mencatat penurunan impor minyak mentah dan kondensat sekitar 50 persen, selama empat bulan pertama 2019.
Hal ini merupakan hasil dari penyerapan minyak mentah dan kondensat produksi domestik bagian Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS).
Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fajriyah Usman mengatakan, volume impor minyak mentah dan kondensat Pertamina pada periode Januari hingga April 2019 sekitar 25 juta barel, jumlah tersebut turun drastis dibandingkan periode yang sama 2018 yang sekitar 48 juta barel.
Penurunan ini juga berdampak pada penurunan nilai biaya impor sebesar USD 1,4 miliar atau setara Rp 20 triliun.
"Penurunan impor sangat signifikan karena sebagian dari kebutuhan minyak mentah untuk kilang-kilang Pertamina sudah dapat dipenuhi dari dalam negeri. Dengan adanya penyerapan minyak mentah domestik ini, maka sangat mendukung kehandalan pasokan untuk kilang-kilang Pertamina sehingga dapat meningkatkan kinerja dan profitabilitas kilang," kata Fajriyah, di Jakarta, Kamis (2/5/2019).
Hingga minggu ketiga April 2019, Pertamina telah sepakat untuk pembelian minyak dan kondensat dalam negeri sebanyak 137 ribu barel per hari (bph) yang berasal dari 32 kontraktor kontrak kerja sama (KKKS).
Pembelian minyak dan kondensat domestik yang paling berpengaruh adalah bagian dari eks PT Chevron Pacific Indonesia, untuk jenis Duri dan SLC, yang jumlahnya mencapai 2-3 juta barel per bulan. 
"Dengan pasokan tersebut, saat ini Pertamina tidak lagi mengimpor minyak mentah jenis heavydan super heavy dan hanya mengimpor jenis light and medium crude," tutur dia.

BACA JUGA : 

INFLASI APRIL 2019 TERJADI KARENA KETERLAMBATAN MASA PANEN